dc.description.abstract | Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang berperan
penting dalam perekonomian Indonesia terutama sebagai penyedia lapangan
pekerjaan dan sumber devisa Negara. Produksi biji kakao Indonesia secara
signifikan terus meningkat dimana pada tahun 2012 jumlah produksi kakao
mencapai 740.513 ton dengan luas area 1.774.463 ha. Akan tetapi kualitas biji
kakao yang diekspor oleh Indonesia dikenal sangat rendah berada di grade 3. Hal
ini disebabkan oleh pengelolaan produk kakao yang masih tradisional 85% biji
kakao produksi nasional belum difermentasi sehingga kualitas kakao Indonesia
menjadi rendah. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil fermentasi
adalah sarana atau wadah yang digunakan selama proses fermentasi. Ada
beberapa wadah yang diterapkan atau dipakai sebagai sarana fermentasi petani
Indonesia yakni kotak kayu besar, kotak kayu kecil. Sedangkan dibeberapa
Industri lebih dalam pemakaian alat atau sarana yang berbahan stainlees steel.
Akan tetapi, belum ada kajian mengenai penggunaan variasi wadah fermentasi
kotak terhadap karakteristik fisik dan kimia biji kakao yang dihasilkan.
Penelitian ini dilakukan dalam 2 (dua) tahap. Tahap pertama yaitu
fermentasi biji kakao dengan menggunakan dengan variasi wadah kotak (Best
Practice, Shallow Box, Mini Box, dan Stainlees Steel Box). Selama proses
fermentasi berlangsung dilakukan pengukuran suhu fermentasi dan pH serta IF
biji kakao basah. Tahap kedua adalah karakterisasi fisik dan kimia biji kakao
kering hasil fermentasi yang meliputi jumlah biji per 100 gram, kadar kulit, uji
belah (cut test), kadar air, kadar lemak dan indeks fermentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan variasi wadah kotak
memberikan pengaruh terhadap suhu selama fermentasi serta pH dan indeks
fermentasi biji kakao basah, dan indeks fermentasi biji kakao kering, namun tidak
berpengaruh terhadap jumlah biji per 100 gram, hasil uji belah, kadar kulit, kadar
air dan kadar lemak biji keringnya. Mutu fisik dan kimia biji kakao kering yang
dihasilkan pada perlakuan Shallow Box (SB) mendekati mutu biji kakao kering
pada perlakuan Best Practice (BP). Perlakuan SB memberikan kisaran suhu
fermentasi antara 4,6-4,7 0C, dengan pH permukaan biji antara 4,0-4,8 dan ph
keping biji antara 4,8-4,9. Biji kakao kering hasil perlakuan SB mempunyai
karakteristik fisik meliputi jumlah biji per 100 gram, kadar kulit dan jumlah biji
coklat berturut-turut sebesar 98 biji, 16 %, dan 85,6 %. Karakteristik kimia biji
kakao kering yang meliputi kadar air, kadar lemak dan indeks fermentasi berturutturut
adalah 7,36 %, 59,92 % dan 1,263. | en_US |