dc.description.abstract | Kebutuhan energi terutama bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia
cukup tinggi. Kebutuhan BBM nasional hanya sekitar 60% yang dapat dipenuhi
dengan produksi nasional, sedangkan sekitar 40% dipenuhi dengan impor. Salah
satu sumber energi alternatif BBM yang dapat digunakan adalah bioetanol.
Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan dari proses fermentasi substrat
mengandung gula dengan batuan mikroorganisme. Salah satu alternatif media
produksi bioetanol dengan fermentasi adalah tetes tebu (molases). Tetes tebu
(molases) merupakan limbah dari proses pengolahan tebu gula dengan kadar gula
sebanyak 50-55%.
Fermentasi bioetanol umumnya menggunakan khamir Saccharomyces
cerevisiae yang dapat memproduksi etanol dari gula. Produksi bioetanol dengan
fermentasi menggunakan S. cerevisiae pada media molases selama ini belum
optimal karena hasil akhir etanol hanya sekitar 8-9% v/v. Beberapa upaya untuk
mengoptimalkan fermentasi bioetanol dengan menggunakan khamir S. cerevisiae
adalah melalui pemilihan strain unggul, dan kondisi lingkungan yang optimum
untuk pertumbuhan dan produksi etanol seperti konsentrasi (derajat brix) molases
dan kecepatan agitasi.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan variasi
strain khamir (S. cerevisiae FNCC 3210 (A1) dan ATCC 9763 (A2)), dan derajat
brix molasses (yaitu Brix 14oBrix (B1) dan Brix 34oBrix (B2), dan kecepatan
agitasi (100 rpm (C1) dan 200 rpm (C2)). Data hasil pengamatan ditampilkan
dalam bentuk grafik dengan menghitung nilai rata- rata dan standar deviasi.
Medium fermentasi bioetanol terdiri dari molases yang telah diatur derajat
brix dan ditambah dengan asam fosfat dan urea. Selanjutnya pH medium diatur
menjadi 4,5 dan didiamkan selama semalam. Media fermentasi disterilkan dengan
autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit pada tekanan 1,72 atm. Berikutnya
dilakukan pembuatan starter masing- masing khamir yang didahului dengan
pengkayaan inokulum dalam media MEB selama 15 jam. Selanjutnya dilakukan
pembuatan starter masing-masing khamir pada media molases dengan variasi
14oBrix dan 34oBrix. Pembuatan starter tersebut dilakukan dalam orbital shaker
inkubator dengan kecepatan 200 rpm pada suhu 30o C selama 12 jam. Setelah itu,
media fermentasi diinokulasi dengan starter S. cerevisiae sebanyak 10% (v/v).
Fermentasi dilanjutkan hingga 24 jam pada suhu 30o C dengan media molases
14oBrix dan 34oBrix untuk kecepatan agitasi 100 rpm dan fermentasi dengan
media molases 14oBrix untuk kecepatan agitasi 200 rpm. Parameter yang diamati
selama fermentasi adalah populasi khamir, kadar gula reduksi, dan kadar etanol
secara periodik tiap 4 jam selama 24 jam.
Hasil penelitian menunjukkan S. cerevisiae strain FNCC 3210 dan ATCC
9763 mengalami pertumbuhan dan perkembangbiakan dengan baik hingga
fermentasi jam ke 24. Produksi etanol tertinggi oleh kedua strain didapatkan pada
kondisi fermentasi kecepatan agitasi 100 rpm dengan media 14°Brix yaitu sebesar
3,908% (v/v) dengan yield (Yp/s) sebesar 0,490 g/g dan efisiensi fermentasi
sebesar 95,843% untuk S. cerevisiae strain FNCC 3210 dan 4,211% (v/v) dengan
yield (Yp/s) sebesar 0,505 g/g dan efisiensi fermentasi sebesar 98,560% untuk
strain ATCC 9763 . | en_US |