dc.description.abstract | Indonesia adalah negara yang memiliki potensi pariwisata terbesar di Asia tenggara. Indonesia memiliki alam yang melimpah, budaya yang paling beragam, dan masyarakat yang terkenal ramah bagi turis asing. Namun, dari potensi yang dimiliki tersebut Indonesia masih lemah dalam mendatangkan wisatawan mancanegara dibandingkan negara tetangga Malaysia, Singapura, dan Thailand. Awal tahun 2016 ASEAN Economic Community akan dilaksanakan. Oleh sebab itu, sejak tahun 2009 kementerian pariwisata membuat berbagai strategi untuk meningkatkan jumlah wisatawan asing. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami kesiapan strategi pariwisata Indonesia dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC).
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dan menggunakan data sekunder. Data sekunder yang dikumpulkan sebagian besar menggunakan studi kepustakaan. Selain itu penelitian itu juga menggunakan data primer, yaitu berupa wawancara langsung terutama dilakukan dengan menteri pariwisata. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menghadapi AEC dan untuk menarik wisatawan asing, Indonesia terutama kementerian pariwisata merumuskan sejumlah strategi. Beberapa strategi yang telah dilaksanakan dari tahun 2009 hingga 2014 antara lain pembentukan Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) yang bertugas untuk berkoordinasi dengan stakeholder pariwisata mengenai destinasi wisata maupun harga paket. Branding Wonderful Indonesia, Visit Indonesia Tourism Officer (VITO), dan Pameran Internasional yang bertujuan untuk meningkatkan citra pariwisata Indonesia dengan melakukan branding, advertising, dan selling. Selain itu, membuat strategi “Great” untuk mempermudah akses wisatawan ke destinasi wisata di Indonesia. Kemudian, pemerintah memberikan insentif dengan membuat kebijakan bebas visa ke
berbagai negara potensial. Keberhasilan strategi yang dibuat tersebut membuat citra pariwisata Indonesia baik di dunia internasional dan berdampak pada peningkatan jumlah wisman setiap tahunnya. Tolak ukur tersebut menjadikan Indonesia siap menghadapi AEC 2015. | en_US |