dc.description.abstract | Ancaman krisis pangan di Indonesia merupakan dampak nyata yang harus
ditanggapi dan segera ditanggulangi secepatnya. Hal ini didasarkan pada laju
pertambahan penduduk yang lebih besar dari laju peningkatan produksi pangan
dikarenakan terjadinya penyusutan lahan pertanian akibat alih fungsi penggunaan
lahan dan peningkatan penduduk yang tidak terkendali. Pengelolaan air irigasi dan
cara bercocok tanam yang masih sangat tradisional memberikan produksi yang
rendah. Hal ini dikarenakan pada metode konvensional yang diterapkan oleh
petani memerlukan banyak air untuk memenuhi kebutuhan air irigasinya sehingga
hanya dapat ditanam pada musim penghujan saja. Timbul pemikiran untuk
menggunakan prinsip metode SRI yang merupakan metode bercocok tanam yang
sangat efisien air. Hal tersebut dapat memungkinkan padi dapat di tanam di segala
musim. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi padi per tahunnya.
Pada proses usaha pengenalan metode SRI kepada petani, penyuluh
pertanian lapang mendapatkan tanggapan yang minim dari petani. Sehingga
dilakukanlah usaha petak percontohan. Petak percontohan tersebut diteliti dengan
tujuan untuk mengkaji perbedaan penggunaan debit air irigasi tanaman padi dan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan kinerja budidaya SRI, semi SRI dan
konvensional terhadap banyak anakan padi dan produktivitas gabah dalam
pengembangan inovasi SRI.
Penelitian ini dilakukan di Desa Garahan, Kecamatan Silo, Kabupaten
Jember. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai dengan bulan November
2013. Bahan penelitian adalah lahan sawah padi dengan varietas padi IR-64.
Metode yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan dua macam
variabel yaitu variabel utama dan variabel pendukung. Variabel utama dibagi
menjadi dua yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel
independen yaitu: debit masuk (Qin), debit keluar (Qout), perkolasi (P) sedangkan
variabel dependen yaitu: banyak anakan padi, produktivitas gabah. Variabel
pendukung yaitu: temperatur max (Tmax), temperatur min (Tmin), lama penyinaran
matahari (n), kelembaban udara (RH), kecepatan angin (Uz) dan curah hujan (R).
Data hasil pengukuran diolah lalu dianalisis dengan menggunakan analisis
ANOVA dan uji lanjut Duncan.
NFR merupakan persamaan untuk menghitung kebutuhan air irigasi yang
dibutuhkan tanaman. Sehingga NFR dapat dijadikan acuan untuk perencanaan
debit irigasi supaya tanaman dapat tumbuh optimal. Berdasarkan data yang telah
diolah dengan menggunakan persamaan NFR debit rata-rata kebutuhan air irigasi
metode konvensional adalah 12,963 mm/hari untuk fase persemaian, 11,086
viii | en_US |