Show simple item record

dc.contributor.advisorMa’rufi, Isa
dc.contributor.advisorHartanti, Ragil Ismi
dc.contributor.authorSaputro, Novan Indra Randi
dc.date.accessioned2015-12-02T07:36:05Z
dc.date.available2015-12-02T07:36:05Z
dc.date.issued2015-12-02
dc.identifier.nim102110101135
dc.identifier.nim102110101135
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65881
dc.description.abstractIndustrialisasi di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Namun, kegiatan industri merupakan sektor potensial sebagai sumber pencemaran berbagai zat sisa, salah satunya adalah bahan pencemar udara seperti, gas nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S), oksidan (O3), amonia (NH3), karbonmonoksida (CO), timbal (Pb) dan debu (Total Suspended Particulate/TSP) yang dapat mencemari udara lingkungan kerja, sehingga berpotensi merugikan kesehatan pekerja berkaitan dengan dampak penyakit akibat kerja. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Plant nitrous oxide (N2O) PT. Aneka Gas Industri Region V Jawa Timur, didapat data dari pengukuran udara lingkungan kerja tahun 2013 bahwa terdapat kandungan NO2, SO2, H2S, O3, NH3, CO, Pb dan debu (TSP). Beberapa parameter udara mempunyai nilai dibawah limit deteksi alat pengukuran seperti H2S, CO, Pb, dan O3, sehingga parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah SO2, NO2, NH3, dan debu (TSP). Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan tujuan untuk menganalisis risiko kesehatan dengan parameter udara lingkungan kerja yaitu, SO2, NO2, NH3, dan debu (TSP), serta gangguan faal paru pada pekerja di Plant nitrous oxide (N2O) PT. Aneka Gas Industri Region V Jawa Timur. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 8 orang yang merupakan jumlah seluruh pekerja. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, dokumentasi, dan pengukuran langsung. Variabel yang diteliti adalah identifikasi bahaya (konsentrasi, sumber, dan risiko kesehatan SO2, NO2, NH3, TSP), analisisi dosis respon, analisis pajanan yang terdiri dari karakteristik responden (umur dan berat bedan), pola pajanan (laju asupan, waktu pajanan, frekuensi pajanan, durasi pajanan, konsentrasi risk agent, periode waktu rata-rata), dan asupan/intake, ix tingkat risiko kesehatan (RQ dan ECR), pengendalian risiko, dan gangguan faal paru. Sampel udara lingkungan kerja diambil di Plant N2O dengan metode sesaat menggunakan alat High Volume Air Sampler (HVAS) untuk mengukur kadar debu (TSP) dan peralatan impinger untuk mengukur kadar SO2, NO2, dan NH3. Pengujian dilakukan oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya. Sedangkan pengukuran faal paru menggunakan alat Spirometer yang dilakukan oleh UPT K3 Surabaya. Desain studi penelitian ini menggunakan metode analisis risiko kesehatan yang diambil dari langkah-langkah analisis risiko untuk memprediksi kejadian akibat adanya risk agent berupa SO2, NO2, NH3, dan TSP, serta pengukuran gangguan faal paru pada pekerja. Risiko kesehatan non karsinogenik dinyatakan dengan Risk Qoutient (RQ) yang didapatkan dengan membagi rata-rata asupan harian non kanker SO2, NO2, NH3, dan TSP saat ini (realtime) dan sepanjang hayat (lifetime) dengan konsentrasi referen (RfC). Sementara risiko karsinogenik dinyatakan dengan Excess Cancer Risk (ECR) yang didapatkan dari perkalian antara asupan harian kanker debu (TSP) realtime dan lifetime dengan cancer clope factor (CSF) debu (TSP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi SO2, NO2, NH3, dan TSP di udara lingkungan kerja Plant nitrous oxide (N2O) masih di bawah nilai ambang batas yaitu berturut-turut sebesar 0,0507 mg/m3, 0,0269 mg/m3, 0,0419 mg/m3, 0,022 mg/m3. Berdasarkan karakteristik risiko, tingkat risiko untuk risiko non karsinogenik realtime dan lifetime, baik individu maupun populasi tidak berisiko karena nilai tingkat risiko atau RQ < 1. Perkiraan risiko karsinogenik debu (TSP) realtime dan lifetime, baik individu dan populasi ada risiko terkena kanker karena nilai ECR telah melebihi batas (ECR > 1 x 10-4). Beberapa pilihan pengendalian risiko yaitu, mengurangi konsentrasi debu (TSP) menjadi 0,00291 mg/m3, mengurangi waktu pajanan menjadi 1,06 jam/hari, atau mengurangi frekuensi pajanan menjadi 34,36 hari/tahun. Berdasarkan hasil pemeriksaan faal paru pekerja, terdapat 7 responden tidak mengalami gangguan faal paru atau normal sekitar 87,5% dan terdapat 1 responden mengalami gangguan faal paru berupa restriktif atau 12,5%. Disimpulkan bahwa, tidak ada risiko non karsinogenik pada x seluruh responden, sedangkan perkiraan risiko karsinogenik pada seluruh responden berisiko terkena kanker karena telah melebihi batas yang diperbolehkan. Saran penelitian ini yaitu melakukan pengendalian risiko, pemantauan dan pengukuran terhadap kualitas udara lingkungan kerja Plant N2O secara berkala minimal enam bulan sekali serta pemeriksaan kesehatan berkala minimal satu tahun sekali untuk menghindari timbulnya gangguan faal paru dan risiko kanker.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectRISIKO KESEHATANen_US
dc.subjectPARAMETER UDARAen_US
dc.subjectLINGKUNGAN KERJAen_US
dc.titleANALISIS RISIKO KESEHATAN DENGAN PARAMETER UDARA LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN FAAL PARU PADA PEKERJA (Studi Kasus Di Bagian Plant N2O PT. Aneka Gas Industri Region V Jawa Timur)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record