ANALISIS RISIKO KESEHATAN DENGAN PARAMETER UDARA LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN FAAL PARU PADA PEKERJA (Studi Kasus Di Bagian Plant N2O PT. Aneka Gas Industri Region V Jawa Timur)
Abstract
Industrialisasi di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Namun, kegiatan industri merupakan sektor potensial sebagai sumber pencemaran
berbagai zat sisa, salah satunya adalah bahan pencemar udara seperti, gas nitrogen
dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S), oksidan (O3),
amonia (NH3), karbonmonoksida (CO), timbal (Pb) dan debu (Total Suspended
Particulate/TSP) yang dapat mencemari udara lingkungan kerja, sehingga
berpotensi merugikan kesehatan pekerja berkaitan dengan dampak penyakit akibat
kerja. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Plant nitrous oxide (N2O) PT.
Aneka Gas Industri Region V Jawa Timur, didapat data dari pengukuran udara
lingkungan kerja tahun 2013 bahwa terdapat kandungan NO2, SO2, H2S, O3, NH3,
CO, Pb dan debu (TSP). Beberapa parameter udara mempunyai nilai dibawah
limit deteksi alat pengukuran seperti H2S, CO, Pb, dan O3, sehingga parameter
yang digunakan dalam penelitian ini adalah SO2, NO2, NH3, dan debu (TSP).
Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan tujuan untuk menganalisis
risiko kesehatan dengan parameter udara lingkungan kerja yaitu, SO2, NO2, NH3,
dan debu (TSP), serta gangguan faal paru pada pekerja di Plant nitrous oxide
(N2O) PT. Aneka Gas Industri Region V Jawa Timur. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 8 orang yang merupakan jumlah seluruh pekerja. Pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, dokumentasi, dan
pengukuran langsung. Variabel yang diteliti adalah identifikasi bahaya
(konsentrasi, sumber, dan risiko kesehatan SO2, NO2, NH3, TSP), analisisi dosis
respon, analisis pajanan yang terdiri dari karakteristik responden (umur dan berat
bedan), pola pajanan (laju asupan, waktu pajanan, frekuensi pajanan, durasi
pajanan, konsentrasi risk agent, periode waktu rata-rata), dan asupan/intake,
ix
tingkat risiko kesehatan (RQ dan ECR), pengendalian risiko, dan gangguan faal
paru. Sampel udara lingkungan kerja diambil di Plant N2O dengan metode sesaat
menggunakan alat High Volume Air Sampler (HVAS) untuk mengukur kadar
debu (TSP) dan peralatan impinger untuk mengukur kadar SO2, NO2, dan NH3.
Pengujian dilakukan oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan
Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya. Sedangkan pengukuran faal paru
menggunakan alat Spirometer yang dilakukan oleh UPT K3 Surabaya.
Desain studi penelitian ini menggunakan metode analisis risiko kesehatan
yang diambil dari langkah-langkah analisis risiko untuk memprediksi kejadian
akibat adanya risk agent berupa SO2, NO2, NH3, dan TSP, serta pengukuran
gangguan faal paru pada pekerja. Risiko kesehatan non karsinogenik dinyatakan
dengan Risk Qoutient (RQ) yang didapatkan dengan membagi rata-rata asupan
harian non kanker SO2, NO2, NH3, dan TSP saat ini (realtime) dan sepanjang
hayat (lifetime) dengan konsentrasi referen (RfC). Sementara risiko karsinogenik
dinyatakan dengan Excess Cancer Risk (ECR) yang didapatkan dari perkalian
antara asupan harian kanker debu (TSP) realtime dan lifetime dengan cancer
clope factor (CSF) debu (TSP).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi SO2, NO2, NH3, dan TSP
di udara lingkungan kerja Plant nitrous oxide (N2O) masih di bawah nilai ambang
batas yaitu berturut-turut sebesar 0,0507 mg/m3, 0,0269 mg/m3, 0,0419 mg/m3,
0,022 mg/m3. Berdasarkan karakteristik risiko, tingkat risiko untuk risiko non
karsinogenik realtime dan lifetime, baik individu maupun populasi tidak berisiko
karena nilai tingkat risiko atau RQ < 1. Perkiraan risiko karsinogenik debu (TSP)
realtime dan lifetime, baik individu dan populasi ada risiko terkena kanker karena
nilai ECR telah melebihi batas (ECR > 1 x 10-4). Beberapa pilihan pengendalian
risiko yaitu, mengurangi konsentrasi debu (TSP) menjadi 0,00291 mg/m3,
mengurangi waktu pajanan menjadi 1,06 jam/hari, atau mengurangi frekuensi
pajanan menjadi 34,36 hari/tahun. Berdasarkan hasil pemeriksaan faal paru
pekerja, terdapat 7 responden tidak mengalami gangguan faal paru atau normal
sekitar 87,5% dan terdapat 1 responden mengalami gangguan faal paru berupa
restriktif atau 12,5%. Disimpulkan bahwa, tidak ada risiko non karsinogenik pada
x
seluruh responden, sedangkan perkiraan risiko karsinogenik pada seluruh
responden berisiko terkena kanker karena telah melebihi batas yang
diperbolehkan. Saran penelitian ini yaitu melakukan pengendalian risiko,
pemantauan dan pengukuran terhadap kualitas udara lingkungan kerja Plant N2O
secara berkala minimal enam bulan sekali serta pemeriksaan kesehatan berkala
minimal satu tahun sekali untuk menghindari timbulnya gangguan faal paru dan
risiko kanker.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]