dc.description.abstract | Daerah aliran sungai didefinisikan sebagai suatu wilayah yang menerima dan mengumpulkan air hujan yang mengalir melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama. Perkiraan ketersediaan dan konstribusi aliran dasar (Baseflow) diperlukan sebagai acuan dalam strategi pengembangan dan manajemen sumberdaya air di DAS. Strategi pengembangan dan manajemen sumberdaya air berorientasi untuk mempertahankan kontribusi aliran dasar yang masuk ke sungai selama periode kering dan dimanfaatkan untuk menyuplai kebutuhan air seperti irigasi pertanian, perkebunan dan industri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode yang menghasilkan nilai Baseflow dan Baseflow index (BFI) yang memiliki kecenderungan signifikan dari 6 metode RDF
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa rekaman data debit dan data hujan mulai dari 1996-2005. Pengolahan data debit menggunakan 6 metode RDF dalam Software HydroOffice. Penetapan nilai parameter dilakukan dengan menggunakan metode trial and error. Adapun nilai aliran dasar yang dihasilkan dari 6 metode RDF kemudian dianalisis menggunakan metode R2 dan Root Mean Square Error (RMSE) untuk mengetahui 6 metode RDF yang signifikan dalam memodelkan aliran dasar.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa metode yang memiliki kecenderungan signifikan dalam memodelkan aliran dasar pada 6 DAS yang ada di UPT PSDAWS Gembong Pekalen adalah metode Lyne Hollick dan EWMA Filter. Penetapan ini bedasarkan uji kinerja model dengan
menggunakan metode R2 dan RMSE. Metode Lyne Hollick diperoleh rerata nilai R2 = 0,86 dan RMSE = 0,01, sedangkan metode EWMA Filter diperoleh rerata nilai R2 = 0,87 dan RMSE = 0,01. Hasil dari nilai BFI menunjukkan bahwa aliran sungai yang ada di UPT PSDAWS Gembong Pekalen pada musim kemarau berasal dari konstribusi aliran dasar. | en_US |