KARAKTERISTIK PENGERINGAN DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix DC) DI BAWAH PAPARAN GELOMBANG MIKRO
Abstract
Daun jeruk purut merupakan salah satu jenis rempah yang memiliki aroma
khas sehingga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai penyedap aroma
atau sebagai minyak atsiri untuk aromatheraphy. Pengembangan agribisnis daun
jeruk purut memiliki peluang yang cukup menjanjikan di Indonesia. Akan tetapi,
daya simpan yang relatif singkat akan menghambat perluasan pasar. Salah satu
cara untuk memperpanjang umur simpan daun jeruk purut adalah dengan
pengeringan, yaitu pengurangan kandungan air dalam bahan hingga mencapai
kadar air yang aman untuk penyimpanan.
Terdapat beberapa metode pengeringan yang telah dilakukan pada daun
jeruk purut. Metode-metode tersebut menimbulkan beberapa perubahan pada daun
jeruk purut kering diantaranya adanya perubahan warna, perubahan aroma, serta
perubahan kadar klorofil dalam bahan. Untuk meminimalisir adanya perubahan
tersebut serta menjaga kualitas daun jeruk purut kering tidak jauh berbeda dengan
daun jeruk purut segar, dilakukan penelitian pengeringan menggunakan
gelombang mikro (microwave). Tujuan penelitian ini adalah menentukan
karakteristik pengeringan, karakteristik perubahan warna, serta mengevaluasi sifat
organoleptik aroma dan warna daun jeruk purut menggunakan microwave.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April
2014. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Enjiniring Hasil Pertanian Jurusan
Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah daun jeruk purut segar yang didapatkan dari
penjual bahan rempah di wilayah Jember. Metode yang digunakan adalah
eksperimen dengan variabel berupa daya (723 watt, 537 watt, dan 420 watt).
Sedangkan parameter penelitian yang diamati adalah laju pengeringan dan
vii
perubahan warna daun jeruk purut selama pengeringan. Bahan hasil pengeringan
juga dilakukan uji preferensi dengan five hedonic scale untuk mengetahui tingkat
kesukaan konsumen terhadap aroma dan warna daun jeruk purut kering masingmasing
perlakuan. Data hasil pengukuran di analisis dengan menggunakan
analisis grafis dan analisis statistik.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebanyak 20 gr daun jeruk
purut segar pada masing-masing pengeringan, penurunan kadar air paling cepat
terjadi pada perlakuan daya 723 watt yaitu dari 152,18 %bk menjadi 6,06 %bk
setelah dikeringkan selama 3 menit. Sedangkan daya 537 watt mampu
menurunkan kadar air dari 152,18 %bk menjadi 4,26 %bk dalam waktu 6 menit,
dan daya 420 watt menurunkan kadar air daun jeruk purut dari 18,95 %bk menjadi
6,16 %bk selama 6 menit. Semakin tinggi daya, nilai laju pengeringan semakin
besar. Model Newton lebih valid digunakan pada pengeringan daun jeruk purut
menggunakan microwave karena koefisien determinasi (R
viii
2
) yang dihasilkan
mendekati 1 (0,98-0,99), nilai RMSE yang mendekati 0, dan nilai persentase
kesalahan yang lebih kecil. Berdasarkan hasil uji preferensi terhadap 33 orang
panelis, aroma daun jeruk purut hasil pengeringan microwave lebih disukai
dibandingkan daun jeruk purut segar. Sedangkan pada segi warna, daun jeruk
purut kering yang paling disukai adalah pada perlakuan daya 723 watt.