dc.description.abstract | Penggunaan Ekstrak Kasar Polisakarida Larut Air dan Pati Biji Durian
(Durio zibethinus Murr) Pada Pembuatan Mie Kering; Oktaviana Retno Ayu
Wulandari, 101710101067; 2014; 71 halaman; Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.
Mie kering merupakan salah satu produk makanan yang banyak
mengandung karbohidrat dan sering dijadikan sebagai alternatif pengganti
makanan pokok. Pada umumnya bahan pengenyal yang digunakan pada proses
pembuatan mie kering berasal dari bahan kimia, yaitu Sodium Tripolyphospat.
STPP merupakan bahan pengenyal yang diperoleh dengan cara impor. Oleh
karena itu, diperlukan bahan pengenyal alami yang sekaligus dapat mengurangi
penggunaan STPP dalam pembuatan mie kering. Salah satu bahan pengenyal
alami yang dapat digunakan pada mie kering adalah ekstrak kasar polisakarida
larut air. Ekstrak kasar PLA dapat diperoleh dari biji yang memiliki banyak lendir,
contohnya biji durian. Biji durian mengandung lendir, dimana lendir biji durian
tersebut mengandung polisakarida larut air (PLA) yang bersifat hidrokoloid yang
banyak dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti makanan. Selain itu, biji durian
juga mengandung pati sebesar 42,1% yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pengganti terigu dalam pembuatan mie kering. Penambahan ekstrak kasar PLA
dan pati biji durian pada pengolahan mie kering diharapkan dapat digunakan
sebagai alternatif bahan pengenyal alami yang dapat memperkuat tekstur mie
kering. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan
ekstrak kasar PLA dan pati biji durian terhadap sifat fisik dan organoleptik mie
kering serta mengetahui jumlah penambahan ekstrak kasar PLA dan pati biji
durian yang tepat untuk menghasilkan mie kering dengan sifat fisik yang baik dan
disukai oleh panelis.
Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap pembuatan ekstrak kasar
PLA dan pati biji durian serta tahap pembuatan mie kering dengan penambahan
ekstrak kasar PLA dan pati biji durian. Konsentrasi penambahan ekstrak kasar
vii
PLA adalah 0,1% (A1), 0,2% (A2), dan 0,3%(A3) pada masing–masing
perlakuan. Konsentrasi antara pati biji durian dan terigu yaitu 100% dari total
adonan terigu, dengan rasio 5%:95% (B1), 10%:90% (B2), dan 15%:85% (B3).
Berdasarkan dua faktor tersebut dapat dikombinasikan sehingga diperoleh
sembilan kombinasi perlakuan, yaitu A1B1; A1B2; A1B3; A2B1; A2B2; A2B3;
A3B1; A3B2; dan A3B3. Rancangan percobaan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor yang diulang sebanyak tiga
kali. Data yang diperoleh diolah menggunakan uji sidik ragam dan jika terdapat
perbedaan dilanjutkan dengan menggunakan uji DNMRT (Duncan New Multiple
Range Test) pada taraf uji (α) ≤ 5%. Sebagai pembanding digunakan kontrol
dengan perlakuan konsentrasi ekstrak kasar PLA 0% dan rasio pati biji durian
dengan terigu adalah 0% : 100%.
Hasil analisis sifat fisik menunjukan bahwa penambahan ekstrak kasar PLA
dan pati biji durian berpengaruh nyata terhadap kecerahan (lightness), namun
berpengaruh sangat nyata terhadap elastisitas, daya rehidrasi, cooking loss, dan
daya kembang. Mie kering yang paling disukai oleh panelis berdasarkan tingkat
kesukaan pada uji lanjut efektivitas yaitu perlakuan A3B1 yang dibuat dari 0,3%
ekstrak kasar PLA : 5% pati biji buah durian dan 95% terigu. Pada perlakuan
tersebut memiliki nilai kecerahan sebesar 88,18; elastisitas sebesar 65,33%; daya
rehidrasi sebesar 285,11%; cooking loss sebesar 2,48%; daya kembang 33,33%;
kesukaan warna 3,56; tekstur, rasa, aroma, dan kesukaan keseluruhan berturutturut
adalah
3,96;
3,76;
3,76; 3,96 (agak
suka). | en_US |