KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI HUTAN MANGROVE PANTAI KELOR TAMAN NASIONAL BALURAN
Abstract
KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI HUTAN MANGROVE
PANTAI KELOR TAMAN NASIONAL BALURAN; Fajar Cipto Tarigan;
101810401029; 2014; 33 Halaman; Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember.
Hutan mangrove adalah salah satu ekosistem yang terdapat di daerah
pantai dan selalu atau secara teratur dipengaruhi oleh pasang surut air laut,
umumnya kondisi tanah berlumpur, berpasir atau lumpur berpasir. Keberadaan
hutan mangrove bagi masyarakat memiliki tiga macam fungsi, yaitu fungsi fisik,
ekonomi, dan biologi (Sudarmadji, 2000). Gastropoda termasuk golongan
Moluska yang dominan dalam ekosistem hutan mangrove. Gastropoda berasosiasi
dengan ekosistem mangrove sebagai habitat hidup, berlindung, memijah, dan juga
sebagai penyuplai makanan yang menunjang pertumbuhannya (Kartawinata, et
al., 1979).
Gastropoda memiliki peranan yang penting, baik dari segi ekologi maupun
ekonomi. Secara ekologi Gastropoda berperan sebagai detrivor, yaitu memecah
materi organik baik serasah maupun ranting mangrove dari ukuran yang besar
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Secara ekonomi Gastropoda memiliki
nilai penting, karena cangkangnya dapat digunakan untuk berbagai hiasan yang
mahal, seperti pada spesies Cypraea, Murex, dan Trochus. Selain itu Gastropoda
dijadikan sebagai bahan makanan yang bernilai jual tinggi, seperti Cymbiola
(Handayani, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman
jenis Gastropoda di hutan mangrove Pantai Kelor Taman Nasional Baluran yang
meliputi komposisi jenis, indeks keanekaragaman jenis, dan indeks kesamarataan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode transek plot.
Plot yang digunakan berukuran 1x1 m
2
dari paralon yang diletakkan di sepanjang
transek secara sistematis. Pencatatan data Gastropoda dilakukan dengan
menghitung jumlah individu tiap jenis Gastropoda yang ditemukan di dalam
masing-masing plot 1x1 m
2
. Selanjutnya dihitung indeks keanekaragaman dan
indeks kesamarataan. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember,
sedangkan beberapa jenis Gastropoda yang tidak teridentifikasi dilakukan
identifikasi di Laboratorium Makologi bidang Zoologi Puslit Biologi-LIPI
Cibinong Bogor. Deskripsi dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Selain itu,
dilakukan pengukuran data abiotik yang meliputi suhu, salinitas, pH, dan substrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan mangrove di Pantai Kelor
Taman Nasional Baluran memiliki kondisi lingkungan dengan rata-rata suhu
29,31
o
C, pH 7,40, salinitas yaitu 30,57, dan ditemukan variasi substrat
diantaranya yaitu pasir, batu, dan lumpur. Pada lingkungan tersebut, di hutan
mangrove Pantai Kelor Taman Nasional Baluran ditemukan 40 spesies
Gastropoda dengan indeks keanekaragaman jenis (H’) yaitu sebesar 3,13 dan
indeks kesamarataan jenis (J’) sebesar 0,66. Menurut Odum (1993), Nilai indeks
keanekaragaman tersebut tergolong sangat tinggi, karena nilai H’>3 menunjukkan
tingkat keanekaragaman sangat tinggi. Sedangkan nilai indeks kesamarataan jenis
(J’) menurut Odum (1993) termasuk cukup merata, karena nilai J’ diantara 0,51
dan 0,75.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]