dc.contributor.author | Amerika Serikata yang merupakan negara penyumbang emisi terbesar yakni 36, 1% dari total konsumsi emisi dunia malah bersikap menolak komitmen dunia dalam upaya pengurangan emisi dalam konvensi Bali Roadmap. Hal ini didasari oleh kepentingan nasional khususnya ekonomi, di mana Amerika menganggap dengan tunduk kepada keputusan untuk mengurangi emisi maka perekonomian Amerika akan terpukul. Penolakan tersebut menimbulkan banyak kecaman dari berbagai pihak yang mengharapkan Amerika memimpin dunia dalam memerangi pemanasan global bahkan sampai terjadi kebuntuan dalam konvensi yang digelar di Bali Convention Center tersebut. Namun ternyata Amerika tetap mempertahankan kepantingan nasionalnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa alasan apa yang mendorong Amerika untuk tetap bertahan pada pendirianya dengan menggunakan teori National Interest. Seberapa signifikan pengurangan emisi dapat mempengaruhi perekonomian Amerika sehingga Amerika mengorbankan kepentingan banyak pihak yang mengharapkan komitmen jelas dari terselenggaranya Bali Roadmap. Dalam penelitian ini, penulis lebih menggunakan teknik penelitian kepustakaan Amerika menolak untuk pengurangi emisi. Karena bagi Amerika, mengurangi emisi sama dengan mengguncang perekonomianya. Terlebih, x industri minyak atau industri yang berbasis bahan bakar fosil merupakan penyumbang pajak terbesar di Amerika Serikat. Apabila pendapatan perusahan minyak di Amerika Serikat menurun maka, akan menyebabkan penurunan pendapatan Amerika Serikat. | |
dc.date.accessioned | 2013-12-07T04:44:52Z | |
dc.date.available | 2013-12-07T04:44:52Z | |
dc.date.issued | 2013-12-07 | |
dc.identifier.nim | NIM070910101091 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5984 | |
dc.description.abstract | Proses pemilu Amerika Serikat selalu menjadi momentum yang menarik
untuk dikaji. Sebagai negara adidaya dunia, tentu Amerika Serikat dijadikan sebagai
role model oleh negara negara dunia baik dalam segi kebijakan maupun transformasi
politiknya, dan pemilu sela digunakan sebagai tolok ukur kepuasan rakyat pada
presiden dan partai yang berkuasa. Seperti yang terjadi di Amerika serikat pada
November 2010, masyarakat Amerika meyuarakan pendapatnya untuk memilih
anggota-anggota kongres, parlemen negara bagian, dan beberapa gubernur. Pemilu
ini akan menentukan ke 435 kursi di DPR dan 37 dari 100 kursi di Senat. Pertarungan
antara dua partai besar yaitu Demokrat dan Republik cukup menyedot perhatian
dunia. Hal ini tidak terlepas dari Partai Republik yang berhasil menggusur dominasi
Partai Demokrat, partai yang mengusung Senator Obama ke kursi presiden pada
2008. Hasil pemilihan umum sela pertama memberi Republik lebih dari 230 kursi di
DPR. Itu berarti Republik telah berhasil merebut kendali mayoritas di dewan yang
terlepas pada 2006. Kalangan Partai Republik berusaha memanfaatkan ketidakpuasan
pemilih dengan kondisi ekonomi yang berlangsung di Amerika Serikat selama
presiden Barrack obama menjabat. Hasil pemilu November 2010 ini membawa
perubahan besar terhadap lanskap politik di Amerika Serikat, terkait dengan
keberlangsungan kebijakan – kebijakan Obama yang akan tergeser oleh mayoritas
suara partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 070910101091; | |
dc.subject | PEMILU SELA 2010,KEMENANGAN PARTAI REPUBLIK,AMERIKA SERIKAT | en_US |
dc.title | Faktor – Faktor Kemenangan Partai Republik Dalam Pemilu Sela 2010 di Amerika Serikat: The Republican Party Victory in US Mid Term Election 2010 | en_US |
dc.type | Other | en_US |