dc.description.abstract | Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan adanya interferensi
gramatikal dalam tataran morfologi dan sintaksis yang dilakukan siswa. Pada tataran
morfologi interferensi yang dilakukan siswa ialah pemilihan kata yang salah,
penggunaan konfiks, penggunaan prefiks ke-, pelesapan prefiks ter-, penggunaan
prefiks nasal N-, dan penggunaan sufiks an-. Kemudian interferensi pada tataran
sintaksis yang ditemukan pada karangan siswa ialah penggunaan konstruksi di- +
dengan + kata benda, penggunaan konstruksi kata benda –nya + kata benda.
Terjadinya interferensi yang dilakukan oleh siswa disebabkan oleh tiga faktor yaitu,
adanya kontak bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia siswa sebagai dwibahasawan,
kurang adanya pembiasaan oleh guru dalam penggunaan bahasa Indonesia, dan
karakteristik masyarakat Jawa yang premodialis serta disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain : faktor lingkungan (keluarga, guru, teman) dan faktor pribadi
(terbawanya pola pikir dalam bahasa ibu dan tidak cukupnya kosa kata bahasa kedua
yang dikuasai oleh penutur).
Kesimpulan penelitian ini adalah pada karangan narasi siswa kelas VII A
ditemukan adanya dua bentuk interferensi yaitu interferensi morfologi dan
interferensi sintaksis. Interferensi gramatikal yang dilakukan oleh siswa disebabkan
adanya kontak bahasa Jawa dan bahasa Indonesia serta kecenderungan guru di
sekolah yang kurang membiasakan menggunakan bahasa Indonesia. Saran yang dapat
diberikan adalah hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan bahan kajian dan
wacana untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar. Bagi mahasiswa FKIP,
khususnya mahasiswa PBSI hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan rujukan untuk
mata kuliah analisis kesalahan berbahasa dan sosiolinguistik. Bagi peneliti lain, hasil
penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut dengan ruang lingkup yang
lebih luas. | en_US |