IbM KELOMPOK MASYARAKAT OSING DALAM PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL SUKU OSING BANYUWANGI
Abstract
Tumbuh-tumbuhan telah menjadi sumber penting sebagai pengobatan sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Penggunaan tumbuh-tumbuhan untuk penyembuhan kemungkinan adalah bentuk pengobatan tertua di dunia. Setiap budaya di dunia memiliki sistem pengobatan tradisional yang khas dan di setiap daerah di jumpai berbagai macam jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan–bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pada kenyataannya bahan obat alam yang berasal dari tumbuhan porsinya lebih besar dibandingkan yang berasal dari hewan atau mineral, sehingga sebutan obat tradisional (OT) hampir selalu identik dengan tumbuhan obat (TO) karena sebagian besar OT berasal dari TO.
Penggalian potensi tanaman obat di sebagian kawasan Banyuwangi dilakukan mengingat dalam 2 (dua) dasa warsa terakhir ini perhatian dunia terhadap obat-obatan dari bahan alam (tanaman obat) menunjukan peningkatan. Salah satu alasan penelitian dan penggalian tanaman obat adalah disebabkan semakin meningkatnya minat masyarakat akan obat herbal atau jamu tradisional sehingga sangat perlu untuk menggali potensi-potensi tanaman obat yang belum dikenal oleh masyarakat luas, agar masyarakat lebih memahami tentang berbagai manfaat dari obat herbal.
Permasalahan yang dimiliki mitra adalah pada aspek pengetahuan yang harus dibentuk secara komprehensif pada semua anggota manyarakat Suku Osing dalam hal menanam, merawat, dan memanfaatkan tanaman obat serta pengetahuan tentang bagaimana mengolah tanaman obat menjadi sebuah produk minuman yang mempunyai nilai ekonomis dan tetap berbasis kearifan lokal. Oleh karena itu tim pengabdian datang kepada mitra dengan tujuan membentuk komunitas-komunitas masyarakat yang peduli terhadap
iv
pemanfaatan TOGA dengan hasil luaran berupa modul pemanfatan dan penggunanan TOGA dan produk minuman instan.
Tim menyusun dan melaksanakan beberapa kali kunjungan yang terdiri dari survei dan penyuluhan. Survei bertujuan untuk mengetahui sejauh mana permasalahan yang dihadapi mitra dan kesiapan mitra menerima teknologi yang akan diterapkan. Penyuluhan pertama bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang TOGA, sedangkan penyuluhan kedua bertujuan untuk melatih masyarakat membuat minuman instan. Kegiatan survei dan penyuluhan tersebut diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra sehingga dapat mencapai tujuan, target, dan luaran kegiatan ini. Produk penyuluhan pertama dan kedua adalah modul dan minuman instan. Pelatihan pembuatan minuman instan ditujukan untuk membuka wawasan mitra bahwa tanaman obat bisa diolah dan dikemas secara praktis dan dikonsumsi secara instan namun tetap sehat dan aman.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan kegiatan ini telah tercapai yaitu dengan terbentuknya komunitas-komunitas masyarakat yang peduli terhadap pemanfaatan TOGA, modul pemanfatan dan penggunanan TOGA, dan telah terciptanya produk minuman instan yang diolah dari tanaman obat yang dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Saran yang diberikan adalah bagi masyarakat Suku Osing Banyuwangi agar tetap mempertahankan kearifan lokal berupa budaya melestarikan dan memanfaatkan TOGA dan dapat mengembangkan produk minuman instan agar menjadi bentuk produk yang layak dipasarkan, sedangkan bagi tim pengabdian selanjutnya agar bisa memberikan sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengolah bahan TOGA dalam berbagai bentuk lainnya seperti permen jahe, sari temulawak, sari kunyit asam.
Collections
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Terjadinya kegagalan terapi pada kebanyakan kanker yang diakibatkan oleh tingginya toksisitas sistemik dan timbulnya resistensi dari agen kemoterapi, mendorong para peneliti untuk mencari agen kemopreventif baru dengan efek toksisitas sistemik yang rendah untuk meminimalisir terjadinya kegagalan terapi kanker (Bredel, 2001). Salah satu usaha menemukan agen kemopreventif baru adalah melalui penelitian terhadap tanaman obat yang digunakan secara tradisional oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya kanker. Salah satu kandidat yang berkhasiat sebagai antikanker adalah tanaman kedelai (Glycine max L.) (Koswara, 2006). Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan spesies tumbuhan yang termasuk dalam famili Papilionaceae. Senyawa tumbuhan ini dilaporkan mempunyai sifat antikanker, antara lain : inhibitor protease, phitat, saponin, phitosterol, asam lemak omega-3 dan isoflavon. Di antara antikanker tersebut, perhatian terbesar ditujukan kepada isoflavon (Koswara, 2006). Isoflavon, senyawa fitoestrogen dapat menghambat pertumbuhan sel kanker atau tumor (Kurahashi et al., 2007). Jenis senyawa isoflavon ini terutama adalah genistein, daidzein, dan glisitein (Ayuningtias, 2009). Penghambatan sel kanker oleh genistein dicapai melalui mekanisme penghambatan regulasi siklus sel yang menyebabkan ekspresi gen abnormal menurun sehingga menginduksi apoptosis sel abnormal (Peterson et al, 1997). Di samping berkhasiat antikanker, tanaman kedelai berpotensi dalam menurunkan insidensi osteoporosis (Koswara, 2006) dan resiko penyakit cardiovascular seperti penyakit jantung dengan membantu menurunkan kadar kolesterol darah (Messina, et al. 2002, Johnston, 2003, Yildiz, 2005). Secara in vitro, sari kedelai terbukti dapat menghambat proses karsinogenesis (Pawiharsono, 2008). Berdasarkan hal tersebut, kedelai berpotensi sebagai agen kemopreventif baru termasuk untuk kanker kolon, maka dilakukan penelitian ilmiah lebih lanjut untuk mengetahui apakah sari kedelai (Glycine max L.) mempunyai pengaruh terhadap apoptosis sel kanker kolon pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi 7,12- Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA.
Ellen Siska Susanti; Ellen Siska Susantix (2014-01-27)Terjadinya kegagalan terapi pada kebanyakan kanker yang diakibatkan oleh tingginya toksisitas sistemik dan timbulnya resistensi dari agen kemoterapi, mendorong para peneliti untuk mencari agen kemopreventif baru dengan ... -
INVENTARISASI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT SECARA TRADISIONAL OLEH SUKU OSING BANYUWANGI
ZAILINA MIRZA (2014-01-23)Di Indonesia, sekalipun pelayanan kesehatan modern telah berkembang, namun jumlah masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional tetap tinggi. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2001, 57,7% penduduk ... -
INVENTARISASI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT SECARA TRADISIONAL OLEH SUKU OSING BANYUWANGI
ZAILINA MIRZA (2014-01-28)Di Indonesia, sekalipun pelayanan kesehatan modern telah berkembang, namun jumlah masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional tetap tinggi. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2001, 57,7% penduduk ...