dc.description.abstract | Masalah kesehatan gigi di Indonesia masih merupakan hal yang menarik karena
prevalensi karies dan penyakit periodontal mencapai 80% dari jumlah frekuensi penduduk.
Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pendidikan, kesadaran
masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan.
Kelompok utama yang terserang karies gigi adalah kelompok usia 6-14 tahun dengan
indeks DMF-t 2,2. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember diperoleh
hasil perawatan gigi pada rata-rata jumlah murid SD sebesar 1000,265 (41,38%) yang
mengalami kerusakan gigi terbesar di beberapa kelompok usia.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan efektivitas metode
ceramah dengan media cerita bergambar dan permainan ular tangga dalam meningkatkan
pengetahuan dan sikap terhadap praktik menjaga kesehatan gigi dan mulut. Jumlah sampel
sebanyak 78 orang, masing-masing 26 orang untuk tiap kelompok yang diteliti. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik Wilcoxon Rank Sum Test dan Kruskall Wallis
program SPSS 11.5 dengan α = 0,05. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2010, data
yang diambil yaitu data primer dari kuesioner siswa atau responden di SDN Patrang 02 dan
data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sebanyak 43 responden dengan
persentase 55% berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 35 responden dengan persentase
45% berjenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa metode ceramah
dengan media cerita bergambar maupun media permainan ular tangga mampu memberikan
pengaruh terhadap perubahan tingkat pengetahuan p=0,0001 untuk media cerita bergambar
dan p=0,0001 untuk permainan ular tangga, sikap mendukung p=0,002 pada cerita bergambar dan p=0,0001 pada permaianan ular tangga, serta praktik menggosok gigi yang
baik dan benar p=0,004 untuk cerita bergambar dan p=0,0001 untuk permaian ular tangga
sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Walaupun kedua media tersebut mampu
memberikan perubahan, tetapi terdapat perbedaan perubahan pengetahuan (p=0,0001),
sikap (p=0,0001), dan praktik (p=0,0001) mengenai kesehatan gigi dan mulut antar
responden yang mendapatkan penyuluhan dengan media cerita bergambar dan media
permainan ular tangga. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari perubahan nilai rata-rata post
test responden, peningkatan pencapaian nilai rata-rata pengetahuan, sikap, dan praktik
responden pada kelompok perlakuan media permainan ular tangga (3,65; 1,65 dan 2,85)
lebih tinggi daripada pencapaian pada kelompok media cerita bergambar (1,31; 0,27; dan 1)
dan kelompok kontrol (0,65; 0,19; dan 0).
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian tersebut adalah
efektivitas media permainan ular tangga lebih tinggi daripada media cerita bergambar
dalam mempersepsikan pengetahuan, sikap, dan praktik tentang kesehatan gigi dan mulut.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka media permainan ular tangga dapat menjadi pilihan
utama dalam menentukan media pendidikan pada siswa SDN Patrang 02 Jember untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik siswa tentang kesehatan gigi dan mulut
dengan didukung pula adanya cerita bergambar. Selain itu instansi pemerintah yang terkait
baik Dinas Kesehatan, Puskesmas Patrang ataupun lembaga sekolah perlu memanfaatkan
media-media baru yang inovatif dalam memberikan penyuluhan kesehatan yang bisa
digunakan juga sebagai media pembelajaran baik di bidang pendidikan maupun kesehatan,
seperti contohnya media permainan ular tangga ataupun media cerita bergambar yang
membuat siswa tertarik untuk mengikuti penyuluhan. | en_US |