Show simple item record

dc.contributor.authorSOFIA BUDIYANTI
dc.date.accessioned2013-12-04T22:31:31Z
dc.date.available2013-12-04T22:31:31Z
dc.date.issued2013-12-04
dc.identifier.nimNIM080210191043
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4251
dc.description.abstractBerdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru maupun siswa SMP Negeri 1 Wringin didapatkan beberapa kondisi, dan diketahui bahwa 1) sebagian besar siswa SMP Negeri 1 Wringin beranggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang kurang diminati, matematika merupakan sesuatu yang sulit dan membebani; 2) ketika proses belajar mengajar berlangsung banyak siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, bersikap pasif dan sering melakukan perbuatan yang membuat suasana kelas tidak kondusif, di dalam kelas hanya ada satu atau dua siswa yang memperhatikan dan ingin maju ke depan kelas untuk menyelesaikan soal, hal ini berpengaruh secara tidak langsung pada menurunnya hasil belajar mereka. Lingkaran merupakan materi matematika di kelas VIII semester II. Pokok bahasan Lingkaran khususnya sub pokok keliling dan luas lingkaran merupakan materi matematika yang tidak asing bagi siswa SMP kelas VIII, karena materi tersebut pernah diajarkan di sekolah dasar (SD). Walaupun demikian, tetapi para siswa hanya diberikan rumus bahwa keliling lingkaran 2πr dan luas lingkaran πr , pernyataan ini didapatkan berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa di SMP Negeri 1 Wringin. Siswa tidak diajarkan bagaimana cara menemukan kembali rumus keliling dan luas lingkaran sehingga siswa akan cenderung cepat melupakannya. Pendapat ini senada dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa. Berdasarkan uraian diatas, metode penemuan terbimbing yang digabungkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted Individualization) nampaknya dapat memecahkan masalah tersebut. Ciri khas metode penemuan terbimbing adalah mencari dan menemukan sendiri atau membuktikan hal yang sudah diketahui dengan cara mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa bila diperlukan, sedangkan TAI sendiri adalah sebuah kombinasi antara belajar kooperatif dan belajar individu. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Wringin mulai 26 Januari-10 Februari 2012, kelas VIIIA berjumlah 42 siswa terdiri atas 25 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas ini, akan dilaksanakan dua siklus pembelajaran. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode tes, dan metode wawancara. Sedangkan data yang 2 dianalisis adalah penerapan pembelajaran TAI dengan metode penemuan terbimbing (aktivitas guru), aktivitas siswa dan ketuntasan hasil belajar. Terdapat sembilan aktivitas siswa yang diteliti dalam penelitian ini. Aktivitas siswa yang diteliti adalah aktivitas siswa dengan frekuensi terbanyak dalam setiap selang waktu 4 menit selama 80 menit pemebelajaran berlangsung dan dibatasi hanya terhadap 10 siswa. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan metode penemuan terbimbing yaitu dimulai dari membuka pelajaran, menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, selanjutnya pembentukan kelompok kecil yang dibentuk oleh guru, dimana disetiap pertemuan siswa memiliki kelompok yang berbeda berdasarkan post test yang dilakukan disetiap akhir pembelajaran, diawal pembelajaran dilakukan pre test untuk melihat kesiapan siswa untuk menerima pelajaran (student creative dan teams). Penjelasan guru mengenai materi secara singkat (teaching group). Memberikan LKS kepada siswa (merumuskan masalah dan menyusun prakiraan) dan menyelesaikannnya secara kelompok (team study). Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompknya di depan kelas dan membahasnya bersama dengan guru (whole class unit), diadakan post test (placement test). Sebelum pembelajaran berakhir diberikan diberikan reward kepada siswa dengan 5 kategori yaitu kelompok tercepat, nilai tertinggi, LKS terapi, terkompak dan presentasi terbaik (teams score and team recognition). Diadakan fact test disetiap akhir siklus untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dengan penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Persentase ketuntasan siswa secara individu (daya serap perorangan) pada siklus 1 sebesar 54,76% dan pada siklus 2 mencapai 85,71%. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus 1 mencapai 83,33%, dan meningkat menjadi 97,62% pada siklus 2. Berdasarkan analisis data mengenai aktivitas siswa selama pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan metode penemuan terbimbing berlangsung, dapat diketahui bahwa disetiap pertemuan aktivitas dengan frekuensi terkecil dan terbesar 10 siswa yang diteliti mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Kesimpulan dari hal yang telah dipaparkan di atas adalah pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan metode penemuan terbimbing efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengurangi aktivitas tidak relevan di dalam kelas.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080210191043;
dc.subjectPembelajaran Kooperatif Tipe TAI, Metode Penemuan Terbimbing, Hasil Belajar Siswa, Pokok Bahasan Keliling dan Luas Lingkaranen_US
dc.titlePENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SUB POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIIIA SMPN 1 WRINGIN BONDOWOSO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011/2012en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record