Show simple item record

dc.contributor.authorUNTUNG DIANA
dc.date.accessioned2013-12-04T07:44:52Z
dc.date.available2013-12-04T07:44:52Z
dc.date.issued2013-12-04
dc.identifier.nimNIM061710201070
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4044
dc.description.abstractBahan Bakar Nabati adalah istilah yang sedang digalakkan dan akhir-akhir ini menjadi perhatian masyarakat yang keberadaannya diharapkan mampu mengatasi krisis energi bahan bakar dari fosil. Penelitian pengembangan BBN ini, menggunakan bahan baku limbah daging buah pisang. Daging buah pisang yang digunakan adalah pisang raja nangka, pisang ambon dan pisang batu, masing-masing sebanyak 2 kg, yang dikombinasikan dengan ragi sebanyak 10 gram, 20 gram, dan 30 gram. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya rendemen kondensat yang dihasilkan dan menghitung besarnya energi yang terserap pada proses penyulingan. Hasil penelitian diharapkan memberi informasi kepada masyarakat sebagai pertimbangan dalam pengembangan pembuatan bahan bakar nabati. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai dengan September 2010 di laboratorium Teknik Pertanian (Workshop) Universitas Jember. Metode analisis adalah dengan menghitung kalor yang diserap untuk mengetahui besarnya efisiensi thermal, dan hasil kondensat setiap 30 menit untuk mengetahui besarnya rendemen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penambahan ragi sebanyak 10 - 20 - 30 gram yang dikombinasikan dengan sari buah pisang menghasilkan cairan kondensat sebanyak 590,3 ml, 604,2 ml, dan 562,5 ml untuk pisang raja nangka; untuk pisang ambon menghasilkan 501,5 ml, 643,3 ml, dan 553 ml; dan untuk pisang batu menghasilkan 335 ml, 437 ml, dan 477 ml. Hal ini dipengaruhi oleh pemanasan yang tidak konstan, perbedaan sifat kandungan gula, dan kadar air dari masing-masing jenis buah pisang Konsumsi energi bahan bakar yang digunakan dalam proses penyulingan rata-rata sebesar 19.027 Kj. Energi total yang diserap dalam sekali proses distilasi rata-rata sebesar 2894,4 Kj. Dalam hal ini dapat diperoleh nilai efisiensi thermal sebesar 12 - 17%. Nilai tersebut sangat kecil karena alat distilasi yang digunakan masih sederhana sehingga penyerapan panas kurang optimal. Selain itu, lokasi proses penyulingan sangat mempengaruhi proses penyerapan panas. Penyulingan dilakukan pada ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang cepat sehingga panas yang diberikan kompor sebagian besar akan terbuang ke lingkungan. Rendemen yang dihasilkan pada proses penyulingan dalam pembuatan etanol berbahan limbah buah pisang raja nangka, pisang ambon, dan pisang batu sebesar 27,30%, 27,95%, dan 22,70%. Nilai rendemen dipengaruhi oleh faktor kadar air bahan yang akan diuapkan, dan sifat dari bahan baku yang memiliki perbedaan tekstur, serta kandungan kadar gula. Pisang raja nangka dan pisang ambon keduanya memiliki rasa yang manis dan memiliki struktur daging yang tebal dan padat sehingga menghasilkan sari buah yang lebih banyak. Sedangkan pada pisang batu memiliki rasa yang manis tetapi struktur dari buah pisang batu berbiji dan memiliki daging buah yang sedikit, sehingga sari buah yang dihasikan akan sangat encer.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061710201070;
dc.subjectPEMBUATAN BIOETANOLen_US
dc.subjectLIMBAH BUAH PISANG.
dc.titleStudi Pembuatan BIOETANOL dari Limbah Buah Pisangen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record