dc.description.abstract | Pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan
siswa. Proses komunikasi yang terjadi tidak selamanya berjalan dengan lancar,
bahkan proses komunikasi dapat menimbulkan salah pengertian, ataupun salah
konsep. Untuk itu guru harus mampu memberikan suatu alternatif pembelajaran bagi
peserta didiknya agar dapat memahami konsep-konsep yang telah diajarkan. Lembar
Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang tepat bagi
siswa karena LKS membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. Pembelajaran matematika dalam
standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan memecahkan masalah, menggunakan penalaran dan
mengkomunikasikan gagasannya. Namun pada kenyataannya, LKS yang biasa
digunakan belum mampu membantu dalam menemukan konsep dan belum mampu
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, penalaran, dan komunikasi siswa,
karena LKS hanya berisi ringkasan materi dan soal-soal yang sebagian besar berupa
soal pilihan ganda. Untuk itu guru harus mampu memberikan suatu alternatif
pembelajaran bagi siswa agar dapat memiliki kemampuan pemecahan masalah,
penalaran, dan komunikasi. Lembar Kerja Siswa (LKS) berstandar NCTM (National
Council of Teachers of Mathematics) merupakan salah satu alternatif pembelajaran
yang tepat bagi siswa karena LKS tersebut memuat standar-standar proses menurut
NCTM. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang bertujuan untuk
mendeskripsikan proses pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) pokok bahasan
viii
Perbandingan kelas VII SMP berstandar NCTM dan menghasilkan LKS berstandar
NCTM pada pokok bahasan Perbandingan untuk SMP kelas VII.
NCTM (National Council of Teachers of Mathematics) adalah sebuah
organisasi guru dan pendidik matematika di Amerika Serikat. Pada bulan April tahun
2000, NCTM mengeluarkan prinsip-prinsip dan standar matematika sekolah. Standar
pembelajaran menurut NCTM terdiri dari standar isi dan standar proses. Standar
proses terdiri dari lima standar yaitu pemecahan masalah, penalaran dan bukti,
komunikasi, koneksi, dan representasi. Lima standar proses tersebut yang
dimunculkan pada LKS yang dikembangkan.
Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-E SMP Negeri 7
Jember. Uji coba LKS dilakukan pada tanggal 2, 3, 9, dan 10 September 2013. Model
pengembangan LKS yang digunakan adalah model 4-D (four D Model) yang terdiri
dari empat tahap, yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design),
tahap pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate). Pada tahap
pendefinisian dilakukan telaah karakteristik siswa, konsep yang akan diajarkan,
tujuan pembelajaran, dan tugas belajar yang akan diberikan. Pada tahap
pengembangan kegiatan yang dilakukan merancang draft I LKS. LKS tersebut
divalidasi kemudian direvisi hingga diperoleh draft II LKS yang siap diujicobakan.
Hasil uji coba digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki kualitas LKS hingga
dihasilkan draft III/draft akhir. Kualitas LKS yang dihasilkan tersebut akan dianggap
baik jika memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.
Berdasarkan hasil validasi LKS tersebut, diperoleh tingkat kevalidan LKS
sebesar 4,65 dengan kategori valid. Dari hasil uji coba diperoleh data respon guru,
respon siswa, dan hasil tes hasil belajar siswa. Persentase respon guru sebesar 92,59%
dan persentase respon siswa sebesar 82,74%. Dari persentase angket respon guru dan
angket respon siswa diperoleh persentase kepraktisan LKS berstandar NCTM sebesar
87,66%. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan telah memenuhi
kriteria kepraktisan dengan interpretasi sangat tinggi. Hasil tes hasil belajar siswa
menunjukkan 87,8% siswa mampu mencapai tingkat penguasaan materi minimal
sedang. Dengan demikian LKS yang dikembangkan memenuhi kriteria keefektifan. | en_US |