Model Sinergis Pengembangan Daerah Nodal Sebagai Kesatuan Wilayah Perencanaan Dalam Lingkup Kebijakan Otonomi Daerah: Kasus Wilayah Tapal Kuda Jawa Timur
View/ Open
Date
2013-12-03Author
Djoko Soejono
Rokhani
M. Syaharudin
Julian Adam, Ridjal
Metadata
Show full item recordAbstract
Alternatif model sinergis yang dipandang efektif dan efisien guna mewujudkan kemungkinan wilayah Tapal Kuda sebagai daerah nodal menjadi kesatuan wilayah perencanan di dalam lingkup kebijakan otonomi daerah, adalah pengembangan ekonomi terpadu ‘kawasan andalan’ berbasis ‘spesifik lokalita’. Adapun grand strategy yang dapat dipandang efektif dan efisien guna mewujudkan keinginan untuk mengembangkan wilayah Tapal Kuda sebagai daerah nodal menjadi kesatuan wilayah perencanan di dalam lingkup kebijakan otonomi daerah adalah dengan menggunakan argumentasi: (a) keterkaitan dengan sejarah Kerajaan Majapahit, (b) sebagai jalur pelayaran & perdagangan penting di jaman Hindia Belanda, (c) sebagai kawasan istimewa bagi sejumlah partai politik, (d) memanfaatkan forum-forum ulama Tapal Kuda, (e) bahwa kawasan Tapal Kuda telah dikenal secara luas (regional maupu nasional), (f) adanya harapan-harapan penciptaan nilai tambah ekonomi dari jembatan Suramadu, (g) memiliki potensi perairan (laut) cukup besar, (h) mulai ada kesadaran stakeholders di lingkup Pemerintah Kabupaten/Kota akan pentingnya kerjasama antar daerah, (i) sebagai kawasan sentra penghasil tembakau, dan (j) adanya dukungan banyak hasil-hasil kajian akademis terkait wilayah Tapal Kuda, untuk meraih dukungan stakeholders di lingkup: (a) Pemerintah Kabupaten/Kota di dalam lingkup wilayah Tapal Kuda, (b) Pemerintah Propinsi Jawa Timur, dan (c) Pemeritan Pusat, agar mau (berkeinginan) dan berkepentingan untuk melakukan ‘inisiasi’ dan ‘stimulisasi’ guna mewujudkan kemungkinan wilayah Tapal Kuda sebagai daerah nodal menjadi kesatuan wilayah perencanan di dalam lingkup kebijakan otonomi daerah.(*)
Kata kunci : grand strategy, wilayah Tapal Kuda