ANALISIS GENDER NOVEL SCARLET LETTER KARYA NATHANIEL HAWTHORNE: SUATU PENDEKATAN FENIMISME RADIKAL
Abstract
Analisis gender yang dilakukan pada novel Scarlet Letter Karya Nathaniel
Hawthorne menggunakan pendekatan feminisme radikal merupakan analisis yang
bertujuan mengupas kehidupan masyarakat yang masih mendiskriminasikan gender.
Dalam novel tersebut kedudukan wanita dianggap berada di bawah laki-laki dengan
mengangkat masalah-masalah feminisme, kebudayaan, agama, serta perjuangan
tokoh utama Hester Prynne dalam memperjuangkan hak-haknya yang dikemas dalam
uraian cinta kasih antar insan manusia, yang berupa kisah cinta terlarang. Dengan
adanya tokoh pembawa ideologi feminisme dalam novel tersebut maka analisis yang
dilakukan dalam novel tersebut menerapkan teori kritik sastra feminisme radikal.
Penelitian ini difokuskan untuk menjawab rumusan masalah yaitu, 1)
Bagaimana keterkaitan unsur-unsur yang terdapat dalam novel Scarlet Letter karya
Nathaniel Hawthorne yang meliputi tema, tokoh dan perwatakan, konflik, serta latar?
2) Bagaimanakah analisis feminisme radikal yang terdapat dalam novel Scarlet letter
karya Nathaniel Hawthorne? Tujuan penelitian yaitu: 1) mendeskripsikan keterkaitan
unsur-unsur yang terdapat dalam novel Scarlet Letter karya Nathaniel Hawthorne
yang meliputi judul, tema, tokoh dan perwatakan, konflik, serta latar; 2)
Mendiskripsikan analisis feminisme radikal yang terdapat dalam novel Scarlet Letter
karya Nathaniel Hawthorne.
Kajian teori yang mendasari permasalahan dalam penelitian ini dilakukan
secara struktural yang meliputi: judul, tema, tokoh dan perwatakan, konflik. serta
latar. Pragmatik meliputi: Diskriminasi Gender Terhadap Perempuan dan Perjuangan
perempuan. Sedangkan metode yang digunakan metode kualitatif deskriptif. Adapun
langkah-langkah metode kualitatif deskriptif dalam penelitian ini sebagai berikut: 1)
vii
mencari data dengan cara membaca dan memahami novel, 2) mengklasifikasikan data
yang terkait dengan unsur struktural dan pragrnatik yang berupa feminisme radikal
3) menganalisis data dengan menggunakan pendekatan struktural dan pragmatik,
4) menarik kesimpulan atau manfaat dari analisis tersebut.
Hasil analisis dari penelitian ini adalah judul, pertama, tema mayor dalam
novel tersebut adalah seorang perempuan yang menjadi korban kejamnya sanksi
sosial dalam struktur masyarakat puritan yang hipokrit, sedangkan tema minornya
adalah Seorang Dokter yang berusaha menyembuhkan pasiennya, Seorang anak yang
peka terhadap sesuatu yang tidak baik dari pada orang dewasa. kedua, tokoh utama
dalam novel Scarlet Letter karya Nathaniel Hawthorne adalah Hester Prynne yang
mempunyai watak datar. Sedangkan tokoh bawahannya adalah Arthur Dimmesdale
mempunyai watak datar, Dr. Roger Chillingworth mempunyai watak bulat, Pearl
mempunyai watak datar, dan Gubernur Bellingham mempunyai watak datar.
Keempat tokoh bawahan tersebut sangat mendukung keberadaan tokoh utama. ketiga,
latar yang terdapat dalam novel Scarlet Letter karya Nathaniel Hawthorne meliputi
latar tempat, latar waktu. dan latar sosial. Latar tempat dalam novel tersebut meliputi
lapangan. penjara lane, pondok kecil, rumah gubernur, gedung pertemuan, pantai dan
tepi sungai. Latar waktu meliputi pagi hari, sore hari dan malam hari. Latar sosialnya
adalah kehidupan sosial masyarakat kota Boston. keempat, konflik dalam novel
Scarlet Letter karya Nathaniel Hawthorne yaitu konflik fisik dan konflik batin.
Konflik fisik terdiri dari konflik yang terjadi antara manusia yang satu dengan yang
lain, konflik yang terjadi antara manusia dengan masyarakat. Konflik batin terdiri atas
konflik yang terjadi antara manusia dan kata hatinya, konflik yang terjadi antara ide
dengan ide. kelima, analisis feminisme radikal dalam novel Scarlet Letter karya
Nathaniel Hawthorne terdiri atas diskriminasi gender terhadap perempuan meliputi:
kekerasan terhadap perempuan (kekerasan fisik dan kekerasan psikis), objek
penghinaan, pengucilan dari masyarakat, dan perjuanagan perempuan.
viii
Berdasarkan penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa diskriminasi gender
dalam memutuskan sanksi sosial membuat perempuan melakukan perjuangan untuk
menyamakan kedudukannya dengan laki-laki. Walaupun perempuan itu disiksa dan
dikucilkan dari masyarakat, ia tetap diam dengan melanjutkan hidupnya. Dengan sifat
diam tersebut, membuat pihak laki-laki yang tidak dijatuhi sanksi menjadi sakitsakitan
dan merasa berdosa. Akhirnya pihak laki-laki tersebut mengungkap sendiri
perbuatan dosanya di depan semua orang.