dc.description.abstract | Tepung buah pisang dapat dijadikan sebagai tepung komposit pada
pembuatan produk pangan seperti makanan bayi/balita dan pembuatan selai.
Proses pembuatan tepung buah pisang secara fermentasi terkendali mampu
meningkatkan viskositas tepung buah pisang dan menjaga kualitas tepung yang
dihasilkan agar tetap konsisten. Tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi dan
mengidentifikasi bakteri amilolitik yang berperan selama proses fermentasi
spontan bonggol, empulur batang, dan buah pisang mentah jenis plantan dan
banana sehingga diperoleh isolat bakteri amilolitik murni potensial yang akan
diaplikasikan sebagai starter dalam pembuatan tepung buah pisang secara
fermentasi terkendali. Penelitian ini terbagi atas beberapa tahap yaitu, tahap
persiapan bahan, fermentasi spontan, isolasi bakteri amilolitik, pemurnian koloni,
identifikasi fenotipik bakteri amilolitik, aplikasi bakteri amilolitik dalam
pembuatan tepung buah pisang, dan tahap terakhir adalah uji viskositas tepung
buah pisang sebagai indikator daya amilolitik isolat yang digunakan. Data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif eksploratif.
Bakteri amilolitik yang terisolasi dari bonggol, empulur batang dan buah
pisang mentah diperoleh sebanyak 15 isolat, selanjutnya diidentifikasi morfologi
dan fisiologinya. Hasil identifikasi morfologi menunjukkan adanya 10 isolat
amilolitik yang berbentuk kokus dan lima isolat amilolitik yang berbentuk basil.
Hasil pewarnaan Gram, menunjukkan ke-13 isolat bersifat Gram positif dan dua
isolat Gram negatif.
Uji fisiologis yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain uji katalase,
uji oksidase, suhu pertumbuhan dan sifat biokimiawi/pola fermentasi
menggunakan kit BBL Crystal. Hasil identifikasi fisiologi terhadap uji katalase
menunjukkan dari 15 isolat bakteri amilolitik, 14 isolat diantaranya memiliki
enzim katalase dan hanya satu isolat tidak menghasilkan enzim katalase. Uji
oksidase terhadap ke-15 isolat bakteri menunjukkan oksidase positif yang artinya
semua isolat menghasilkan enzim sitokrom oksidase yang mengkatalisis transfer
hidrogen dari sitokrom ke molekul oksigen. Hasil uji suhu pertumbuhan
menunjukkan bahwa ke-15 isolat bakteri amilolitik yang diuji pada tiga variasi
suhu yaitu 10oC, 37oC, dan 50oC menunjukkan hasil yaitu isolat-isolat tersebut
bersifat mesofilik, karena mampu tumbuh optimal pada suhu 37oC.
Tahap identifikasi terakhir menggunakan kit BBL Crystal. Ke-13 isolat
telah diidentifikasi menggunakan kit BBL Crystal Gram positif dan teridentifikasi
sebagai lima strain, yaitu Brevibacillus brevis, Streptococcus uberis, S. anginosus,
S. sanguinis group,dan Helcococcus kunzii. Terdapat dua isolat yang tidak dapat
diidentifikasi menggunakan kit BBL Crystal Gram positif yaitu isolat BM6P dari
sampel buah pisang mas dan isolat AC7P dari sampel batang empulur (ares)
pisang cavendish karena isolat tersebut bersifat Gram negatif, sehingga tidak
terbaca menggunakan kit BBL Crystal Gram positif.
Bakteri amilolitik yang teridentifikasi dilakukan uji pertumbuhan. Uji ini
bertujuan untuk menentukan bakteri amilolitik yang memiliki tingkat
pertumbuhan tinggi yang akan diaplikasikan sebagai starter dalam pembuatan
tepung pisang secara fermentasi terkendali. Tingkat pertumbuhan relatif bakteri
amilolitik dari yang tertinggi hingga terendah berturut-turut adalah Brevibacillus
brevis (26,86%) dari isolat AK6P basil, Streptococcus sanguinis group (24,43%)
dari isolat BoC7P, S. anginosus (23,88%) dari isolat BoM7P, S. uberis (18,50%)
dari isolat AM6P, dan Helcococcus kunzii (16,33%) dari isolat BoK6P.
Aplikasi B. brevis sebagai starter dalam pembuatan tepung buah pisang
menunjukkan sifat amilolitik yang ditandai dengan peningkatan viskositas sebagai
salah satu indikasi telah terjadi proses hidrolisis pati. | en_US |