dc.description.abstract | Evaluasi neraca massa pada proses pengolahan kopi rakyat di Desa Sidomulyo
bertujuan untuk mengetahui aliran massa input-output pengolahan kopi semi
basah di Desa Sidomulyo dalam satu kali proses pengolahan kopi. Pengolahan
kopi semi-basah ini sangat tepat diterapkan pada kalangan petani dibandingkan
dengan pengolahan kopi secara basah penuh. Kriteria pengolahan kopi semi basah
dan basah didasarkan pada kebutuhan air untuk proses pengolahan. Kebutuhan air
untuk proses pengolahan kopi semi basah antara 8-9 m
ix
3
per ton dan pengolahan
basah antara 12-15 m
3
per ton. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan
rendemen biji kopi HS hasil pengolahan, menghitung kehilangan massa (bahan
yang tidak dapat terdeteksi), dan memprediksi kebutuhan air pada proses
pengolahan kopi semi-basah. Metode penelitian ini dilakukan investigasi secara
langsung proses pengolahan kopi semi-basah untuk satu kali proses pengolahan.
Data yang diambil berupa data primer dan sekunder, data primer berupa (i)
jumlah bahan baku (kg), (ii) jumlah output biji kopi HS (kg), (iii) jumlah air (l),
(iv) waktu (jam), sedangkan data sekunder berupa massa jenis air (kg/m
). Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa rendemen proses pengolahan kopi semi-basah di
Desa Sidomulyo adalah sebesar 56,8%. Kehilangan massa yang berupa bahan
yang tidak terdeteksi terbesar adalah pada proses pengupasan kulit yaitu sebesar
635 kg atau 62%, sedangkan pada proses pencucian adalah 381,8 kg atau sebesar
38%. Kebutuhan air untuk proses pengolahan kopi di Desa Sidomulyo adalah
sebesar 6654,9 kg, pada tahapan proses pencucian yaitu 4275,31 kg air atau 64%
dari kebutuhan air keseluruhan . Sedangkan pada pengupasan kulit kebutuhan air
antara 2380,62 kg air atau 36% dari kebutuhan air keseluruhan. Kebutuhan air
sebesar 6654,9 kg atau 6,65 m
3
tersebut membuktikan bahwa proses pengolahan
kopi di Desa Sidomulyo termasuk dalam kriteria pengolahan kopi semi-basah. | en_US |