dc.description.abstract | Di Indonesia, jagung hanya ditanam pada lahan tegalan atau lahan kering,
sehingga perlu selektif dalam hal pemilihan alat-alat yang akan digunakan. Pada
saat ini para petani di pedesaan masih banyak menggunakan alat penunjang yang
sederhana dan tradisional. Contohnya tugal atau gejik yang digunakan dalam
tahap penanaman, yaitu untuk membuat lubang pada lahan. Pemakaian tugal atau
gejik tradisional sebenarnya sangat tidak efisien dilihat berdasarkan segi biaya,
tenaga dan waktu yang dibutuhkan. Selain itu jika penanaman jagung
menggunakan tugal/gejik, akan dihasilkan kedalaman tanam dan jarak tanam yang
bervariasi (tidak seragam). Hal ini tentunya akan mempengaruhi tahap
pertumbuhan jagung.
Baru-baru ini telah dikembangkan suatu alat penanam jagung semi
mekanis. Alat ini dibuat berdasarkan prinsip kerja gerobak dorong, di mana pada
sisi kanan dan kiri gerobak diberi roda bergigi yang berguna untuk membuat
lubang pada tanah dan mengatur jarak tanam biji jagung.
Alat penanam jagung semi mekanis ini tentunya memerlukan suatu
pengujian teknis yang lebih spesifik agar nantinya dapat benar-benar berguna bagi
para petani. Dengan mengetahui kekurangan yang terdapat pada alat, maka
nantinya hasil analisis dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk membuat alat
yang lebih baik lagi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas alat tugal
benih jagung semi mekanis terhadap kondisi lahan tanpa olah tanah. Penelitian ini
meliputi kinerja secara umum, tingkat akurasi, kapasitas dan efisiensi lapang
maupun kemampuan adaptasi alat terhadap kondisi lahan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 buah luasan petak. Petak
1 mempunyai luas 884,5 m² menggunakan alat tugal benih jagung semi mekanis
dan benih C7. Petak 2 mempunyai luas 663,8 m² menggunakan alat tugal benih
jagung semi mekanis dan benih C9.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa akurasi kerja alat tugal
benih jagung semi mekanis pada petak 1 tidak begitu berbeda dengan petak 2.
Petak 1 mempunyai efisiensi lapang rata-rata sebesar 37 %. Petak 2 mempunyai
efisiensi lapang rata-rata sebesar 39,7 %. | en_US |