Show simple item record

dc.contributor.authorWulandari
dc.date.accessioned2013-12-02T03:56:58Z
dc.date.available2013-12-02T03:56:58Z
dc.date.issued2013-12-02
dc.identifier.nimNIM051710201059
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2209
dc.description.abstractAlat kair (ditcher) adalah alat yang digunakan untuk membuat alur atau juringan. Ditcher biasanya digunakan di daerah tropis dan subtropis karena banyak tanaman yang dibudidayakan dalam suatu alur baris tanaman. Alat kair dapat mensubstitusi kebutuhan tenaga kerja manual, mampu beroperasi pada lahan sawah ataupun pada lahan tegalan. Alat ini dapat digunakan pada tanah ringan, sedang atau berat, datar dan bekas tanaman semusim. Pembuatan juringan bertujuan sebagai tempat tumbuh tanaman dan mengatur jalannya air. Dengan juringan, jumlah tanaman bisa dikontrol dan pemeliharaan lebih mudah. Kemiringan lahan perlu dijadikan acuan dalam menentukan arah juringan, hal ini bertujuan agar drainase bisa lancar. Alat kair yang biasa digunakan di lahan PG. Assembagoes menghasilkan juringan berbentuk V. Pola tanam yang digunakan pada juringan tersebut adalah pola tanam manten. Alat kair dimodifikasi untuk menghasilkan juringan berbentuk persegi. Pola tanam yang digunakan pada juringan ke dua adalah pola tanam melintang. Tujuan dilakukan modifikasi alat kair dan pola tanam adalah untuk menghasilkan tebu bibit baru yang lebih banyak. Berdasarkan hasil uji alat diperoleh nilai efisiensi alat kair lama 76,7%, sedangkan alat kair yang baru dimodifikasi memiliki nilai efisiensi yang lebih rendah yaitu 69,9%. Kapasitas lapang efektif alat kair lama 0,32 Ha/jam, sedangkan alat kair yang dimodifikasi memiliki kapasitas lapang 0,31 Ha/jam. Kondisi tanah di lahan milik PG. Assembagoes memiliki kandungan pasir yang cukup banyak mencapai 50,70%. Partikel lempung 15,98% dan partikel debu 33.32%. kondisi di lahan penelitian sangat kering. Hal ini dikarenakan curah hujan yang sangat rendah, intensitas matahari yang cukup tinggi, sehingga suhu udara menjadi tinggi pula. Angin yang bertiup juga sangat rendah, akibatnya kelembapan di lahan rendah pula. Alat kair ini dibuat untuk menyesuaikan pola tanam tebu bibit yang akan dikerjakan. Ukuran bantalan tanam pada juringan cukup untuk dipakai meletakkan bagal tebu. Pola tanam melintang menghasilkan lebih banyak jumlah anakan dibandingkan dengan pola tanam manten. Namun dari hasil pengujian RAK pada taraf uji 1% memiliki nilai yang berbeda tidak nyata. Untuk pola tanam berikutnya sebaiknya menggunakan pola tanam melintang.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries051710201059;
dc.subjectTANAM TEBUen_US
dc.subjectPTPN XI
dc.titleModifikasi Alat Kair pada Pola Tanam Tebu di Kebun PTPN XI (PERSERO) PG. ASSEMBAGOES Situbondoen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record