Show simple item record

dc.contributor.authorYova Agustian Prahara Ema Putra
dc.date.accessioned2014-01-23T03:01:53Z
dc.date.available2014-01-23T03:01:53Z
dc.date.issued2014-01-23
dc.identifier.nimNIM080210102037
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21856
dc.description.abstractFisika adalah bagian dari sains (IPA) yang pada hakikatnya adalah kumpulan pengetahuan, cara berpikir, dan penyelidikan. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan metode ilmiah dalam prosesnya (Wirtha dan Rapi, 2008). Proses pembelajaran fisika bukan hanya memahami konsep-konsep fisika, tetapi juga mengajar siswa berpikir konstruktif melalui fisika sebagai keterampilan proses sains (KPS), sehingga pemahaman siswa terhadap hakikat fisika menjadi utuh, baik sebagai proses maupun sebagai produk. Pada pembelajaran fisika di sekolah selama ini banyak menunjukkan bahwa rata-rata dari hasil belajar fisika siswa lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar mata pelajaran lainnya (Memes, 2001). Hal ini didukung dengan adanya nilai quiz, ujian tengah semester dan ujian akhir semester di SMP secara umum yang menurun. Fakta di lapangan tersebut menunjukkan hasil belajar fisika yang masih rendah karena kurangnya pembaharuan dalam gaya mengajar guru, bukan berarti guru tersebut tidak kreatif, tapi guru sekarang harus bisa membuat siswa itu nyaman dikelas, dan nyaman dalam menerima pelajaran yang diberikan apalagi pelajaran fisika, khususnya di SMPN 7 Jember. Penerapan model Quantum Learning memerlukan suatu metode pembelajaran untuk menginterpretasikan hakikat fisika. Salah satu metode yang tepat adalah metode eksperimen, sehingga jika dipadukan antara model Quantum Learning dan metode eksperimen maka terjadilah suatu kombinasi yang baik antara hakikat fisika tersebut sehingga diharapkan siswa lebih aktif dalam aktivitas belajarnya dan mampu meningkatkan hasil belajarnya. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa hasil pengujian dengan menggunakan Independent-Sample T test dengan SPSS 16 (Statistic Package for Sosial Science) atau pada nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,839 atau > 0,05. Nilai rata-rata post-test pada kelas eksperimen adalah sebesar 54,46, sedangkan nilai rata-rata post-test pada kelas kontrol adalah sebesar 54,85. Perbedaan tersebut dikarenakan pada kelas eksperimen diterapkan Model Quantum Learning dengan Metode Eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol diterapkan Model Konvensional. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan tidak ada pengaruh hasil belajar siswa antara menggunakan Model Quantum Learning dengan Metode Eksperimen dengan Model Konvensional karena Sig. (2-tailed) > 0,05 maka hipotesis nihil (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh (dampak) pada hasil belajar fisika antara siswa yang diajar dengan menggunakan Model Quantum Learning dengan Metode Eksperimen dengan siswa yang tidak diajar menggunakan model Quantum Learning pada pembelajaran fisika di SMPN 7 Jember kelas VIII. Hasil persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal maka persentase aktivitas siswa mencapai 63,74%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan Model Quantum Learning dengan Metode Eksperimen tergolong aktif.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries08 02101020 37;
dc.subjectQUANTUM LEARNINGen_US
dc.titleMODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record