MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER
Abstract
Fisika adalah bagian dari sains (IPA) yang pada hakikatnya adalah
kumpulan pengetahuan, cara berpikir, dan penyelidikan. Fisika adalah ilmu
pengetahuan yang menggunakan metode ilmiah dalam prosesnya (Wirtha dan
Rapi, 2008). Proses pembelajaran fisika bukan hanya memahami konsep-konsep
fisika, tetapi juga mengajar siswa berpikir konstruktif melalui fisika sebagai
keterampilan proses sains (KPS), sehingga pemahaman siswa terhadap
hakikat fisika menjadi utuh, baik sebagai proses maupun sebagai produk. Pada
pembelajaran fisika di sekolah selama ini banyak menunjukkan bahwa rata-rata
dari hasil belajar fisika siswa lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar mata
pelajaran lainnya (Memes, 2001). Hal ini didukung dengan adanya nilai quiz, ujian tengah semester dan ujian akhir semester di SMP secara umum yang
menurun. Fakta di lapangan tersebut menunjukkan hasil belajar fisika yang masih
rendah karena kurangnya pembaharuan dalam gaya mengajar guru, bukan berarti
guru tersebut tidak kreatif, tapi guru sekarang harus bisa membuat siswa itu
nyaman dikelas, dan nyaman dalam menerima pelajaran yang diberikan apalagi
pelajaran fisika, khususnya di SMPN 7 Jember. Penerapan model Quantum
Learning memerlukan suatu metode pembelajaran untuk menginterpretasikan
hakikat fisika. Salah satu metode yang tepat adalah metode eksperimen, sehingga
jika dipadukan antara model Quantum Learning dan metode eksperimen maka
terjadilah suatu kombinasi yang baik antara hakikat fisika tersebut sehingga
diharapkan siswa lebih aktif dalam aktivitas belajarnya dan mampu meningkatkan
hasil belajarnya.
Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa hasil pengujian
dengan menggunakan Independent-Sample T test dengan SPSS 16 (Statistic
Package for Sosial Science) atau pada nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,839 atau >
0,05. Nilai rata-rata post-test pada kelas eksperimen adalah sebesar 54,46, sedangkan nilai rata-rata post-test pada kelas kontrol adalah sebesar 54,85. Perbedaan tersebut dikarenakan pada kelas eksperimen diterapkan Model
Quantum Learning dengan Metode Eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol
diterapkan Model Konvensional. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan
tidak ada pengaruh hasil belajar siswa antara menggunakan Model Quantum
Learning dengan Metode Eksperimen dengan Model Konvensional karena Sig.
(2-tailed) > 0,05 maka hipotesis nihil (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha)
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh (dampak) pada
hasil belajar fisika antara siswa yang diajar dengan menggunakan Model Quantum
Learning dengan Metode Eksperimen dengan siswa yang tidak diajar
menggunakan model Quantum Learning pada pembelajaran fisika di SMPN 7
Jember kelas VIII. Hasil persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal maka
persentase aktivitas siswa mencapai 63,74%. Hal ini menunjukkan bahwa
aktivitas siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan Model Quantum
Learning dengan Metode Eksperimen tergolong aktif.