Deteksi Disfungsi Endotel Akibat Demam Berdarah Dengue (Dbd) Pada Cairan Sulkus Ginggiva Dan Whole Saliva
View/ Open
Date
2013-12-02Author
Achmad Gunadi
Niken Probasari
Didin Erma, Indahyani
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini meliputi pengujian pada disfungsi endotel pada penderita DBD di dalam cairan sulkus gingiva dan whole saliva. Demam berdarah dengue diakibatkan oleh virus dengue, yang di tularkan melalui vektor nyamuk. DBD merupakan bentuk berat dari infeksi dengue, yang ditandai dengan adanya disfungsi endotel. Endotel yang terpapar sitokin yang diekspresikan monosit yang terinfeksi virus dengue akan mengakibatkan aktivasi endotel dengan mengekspresikan VCAM-1 dan ICAM-1. Molekul adesi tersebut merupakan marker disfungsi endotel. Disfungsi endotel menyebabkan permeabilitas vaskular meningkat yang menyebabkan syok hipovolemi dan juga kerusakan jaringan. Selain itu sitokin akan menstimulasi pembentukan antibodi sistemik oleh sel B yaitu IgM, IgG dan IgA, sehingga digunakan sebagai marker DBD yang parah. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis disfungsi endotel melalui ekspresi VCAM-1 dan ICAM-1, IgM dan IgA dan migrasi sel netrofil pembuluh darah melalui sukus gingiva pada cairan sulkus gingiva dan whole saliva.
Penelitian ini akan dilakukan pada penderita DBD yang sedang dirawat di rumah sakit di Kabupaten Jember dan volunter sebagai kontrol. Diagnosis DBD dilakukan berdasarkan kriteria WHO tahun 1999. Dilakukan pengambilan darah vena sebanyak 1 ml dan di ambil cairan sulkus gingiva menggunakan paper point steril dan whole saliva untuk dilakukan analisis VCAM-1, ICAM-1, IgA dan IgM dengan teknik sandwich ELISA. Selain itu juga dilakukan analisis migrasi netrofil pembuluh darah melalui sulkus gingiva sebagai pertanda adanya kerusakan jaringan pada cairan sulkus gingiva dan whole saliva menggunakan menggunakan Organulo Migratory Rate Indeks (OMRI).
Hasil penelitian pada tahun pertama ini adalah secara positif menunjukan prosentase 100% penderita DBD terdeteksi antibody IgA maupun sVicam pada sampel darah, saliva maupun cairan krevikular gingival (CCG). Pada volunteer (control) tidak ada yang positif terhadap IgA maupun sVicam. Rata-rata titer IgA lebih tinggi dari pada titer sVicam-1. Secara bermakna (p<0,05) serum darah mempunyai titer IgA maupun sVicam yang lebih besar dibandingkan pada saliva dan CCG, sedangkan CCG mempunyai titer yang palig rendah.
Disimpulkan bahwa, ekpresi IgA maupun sVicam yang merupakan marker kerusakn endotel, terdeteksi secara positif pada saliva, CCG maupun serum darah. Dengan adanya ekspresi IgA maupun sVicam menunuan terjadinya kerusakan sel endotel pada penderita DBD.
Kata Kunci : disfungsi endotel, VCAM-1 dan ICAM-1, IgM dan IgA,
Organulo Migratory Rate Indeks (OMRI)
Collections
- LRR-Hibah Fundamental [144]