Show simple item record

dc.contributor.authorRosy Alihsany
dc.date.accessioned2014-01-22T13:43:44Z
dc.date.available2014-01-22T13:43:44Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM071710101033
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21280
dc.description.abstractSalah satu perkebunan yang berusaha untuk meningkatkan produksi dan hasil kopi yang bermutu, khususnya kopi robusta adalah PT. J.A Wattie Perkebunan Durjo Kabupaten Jember. Penggunaan metode SQC (Statistical Quality Control) pada tiap proses pengolahan kopi robusta secara semi basah di PT. J.A Wattie dapat mengendalikan dan memonitor terjadinya penyimpangan mutu produk dan dapat mengenali penyebab cacat biji kopi sehingga dapat dilakukan tindakan pemecahan yang tepat untuk mengatasi penyimpangan mutu tersebut. Penerapan SQC dilakukan pada proses sortasi gelondong, pulping, washing, dan hulling, karena tahapan proses ini dapat mempengaruhi mutu biji kopi robusta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SQC menggunakan bagan kendali P, diagram pareto dan diagram sebab akibat. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data tentang proses pengolahan kopi robusta secara basah di PT. J.A Wattie selama Bulan Agustus 2010. Dari hasil analisis dan pembahasan maka dapat diketahui pada sortasi gelondong terdapat beberapa titik yang mengidentifikasikan adanya penyimpangan terutama pada biji kuning namun secara keseluruhan secara proses sortasi gelondong berada didalam batas kendali. Pada proses pupling tidak dalam kondisi terkendali. Hal tersebut dikarenakan pada bagan kendali biji baik maupun biji cacat terdapat beberapa tittik yang berada dibawah garis (LCL) dan diatas garis UCL. Pada proses washing walaupun tidak ada titik yang berada diluar garis LCL dan UCL namun terdapat beberapa titik yang persebarannya tidak merata yang mengidentifikasikan ketidakstabilan proses. Pada proses hulling tidak dalam kondisi terkendali karena terdapat beberapa titik yang cenderung mengarah keatas garis UCL yang mengidentifikasikan tingginya nilai cacat. http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id Diagram pareto digunakan untuk melihat cacat biji kopi yang paling banyak terjadi pada setiap proses. Cacat biji yang dimaksud adalah biji rambang pada proses sortasi gelondong, biji gelondong pada proses pulping, kulit yang masih menempel pada proses washing dan biji lorek pada proses hulling. Analisis diagram sebab akibat untuk cacat biji ditinjau dari bahan baku, metode, mesin, pekerja dan lingkungan. Penyebab utama biji rambang saat sortasi adalah terkena hama bubuk. Penyebab utama kulit yang masih ada pada proses pulping dan biji gelondong pada proses washing adalah karena pengaturan mesin pulper dan mesin raung washer. Untuk biji lorek pada proses huling penyebabnya karena biji lecet yang dihasilkan raung washer bila saat pencucian kurang bersih akan menghasilkan biji loreken_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071710101033;
dc.subjectStatistical Quality Control (SQC)en_US
dc.titlePENERAPAN Statistical Quality Control (SQC) PADA PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA CARA SEMI BASAH (Studi Kasus di PT. J.A Wattie Perkebunaan Durjo Kabupaten Jember)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record