Show simple item record

dc.contributor.authorSiti Noer Intan
dc.date.accessioned2014-01-20T01:21:29Z
dc.date.available2014-01-20T01:21:29Z
dc.date.issued2014-01-20
dc.identifier.nimNIM031710101067
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17919
dc.description.abstractSecara historis, industri gula merupakan salah satu industri perkebunan tertua dan terpenting di Indonesia. Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia pernah mengalami era kejayaan industri gula pada tahun 1930-an dengan jumlah pabrik gula yang beroperasi 179 pabrik, produktivitas sekitar 14,80% dan rendemen 11-13,80%. Produksi puncak mencapai sekitar 3 juta ton dan ekspor gula 2,40 juta ton. Berbagai keberhasilan tersebut didukung oleh kemudahan dalam memperoleh lahan yang subur, tenaga kerja murah, prioritas irigasi, dan disiplin dalam penerapan teknologi Dalam kegiatan produksi gula tebu, permasalahan yang sering dihadapi adalah semakin turunnya mutu tebu hasil panen yang dilihat dari parameter nilai rendemen tebu yang sangat kecil. Kecilnya nilai rendemen tebu ini berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas gula yang dihasilkan. Selain itu jumlah kapasitas giling pabrik yang sangat terbatas menyebabkan perlu dilakukannya manajemen tebang angkut yang tepat untuk menghindari kerusakan bahan baku tebu akibat waktu tunggu yang terlalu lama antara petik dan giling. Jumlah kapasitas giling yang terbatas akan mempengaruhi jumlah bahan baku tambahan yang dibutuhkan pada proses pengolahan gula tebu. Jumlah kebutuhan bahan baku yang cukup besar dalam kegiatan pengolahan gula tebu, memerlukan suatu perencanaan persediaan bahan baku yang tepat. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu ditentukan formulasi jumlah tebu tergiling, pemakaian uap yang spesifik serta bahan pembantu yang tepat untuk mencapai produksi rendemen yang maksimum. Pada penelitian ini pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan metode purposive samples berdasarkan ketersediaan data. Data ketersediaan adalah jenis data non probabilitas paling khas yang dipergunakan dalam penelitian dimana unsur-unsurnya diambil atas dasar kemudahan yang dijangkau oleh peneliti. Data yang diambil yaitu data jumlah tebu tergiling, pemakaian uap, kapur tohor, belerang serta flokulant pada tahun 2002 sampai 2006 selama 10 periode, tiap periodenya terdiri dari 15 hari. Sedangkan untuk analisa data menggunakan metode regresi linier berganda dikarenakan semua peubah bebas dianggap mempengaruhi peubah tidak bebas dalam bentuk linier dan bebas satu dengan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data menggunakan metode regresi linier berganda, didapatkan nilai rendemen maksimum pada tahun 2002 sampai 2006 selama 10 periode, yaitu pada tahun 2006 periode 10 dengan nilai produksi rendemen 8,19 dengan formulasi kapasitas tebu tergiling sebanyak 87.420,8 ton, pemakaian uap sebesar 0,44 ton, kapur tohor 85,82 ton, belerang 32,99 ton serta pemakaian flokulant sebanyak 0,24 ton. Formulasi jumlah tebu tergiling, pemakaian uap dan bahan pembantu yang tepat merupakan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak PG Djatiroto dalam merencanakan kebutuhan bahan sehingga pembelian (pengadaan) atas komponen yang diperlukan untuk rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries031710101067;
dc.subjectPerencanaan Bahan Bakuen_US
dc.titlePerencanaan Bahan Baku Pada Produksi Gula Tebu (Studi Kasus PTPN XI PG Djatiroto Kabupaten Lumajang) :en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record