dc.description.abstract | Perkembangan industri yang pesat menimbulkan masalah baru mengenai
keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang
tersedia tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan industri yang terus berkembang.
Oleh karena itu, keserasian interaksi antara pekerja, pekerjaan, peralatan dan
lingkungan kerja akan mengoptimalkan performance dan produktivitas kerja, bila hal
ini tidak serasi, maka akan menyebabkan cepat terjadinya kelelahan.
PT Mitra Tani merupakan salah satu industri pengolahan makanan yang ada di
Kota Jember, yang penanganan kerjanya masih melibatkan penanganan manual dari
pekerja yang dalam hal ini berpotensi menyebabkan terjadinya kelelahan dari pekerja.
Apalagi kalau tidak diimbangi dengan adanya fasilitas yang baik dan sesuai dengan
tubuh pekerja, maka kemungkinan besar terjadi kelelahan pada pekerja sangat besar.
Melalui survei pendahuluan, dapat diamati bahwa di ruang sortasi memakai
kursi yang terlalu tinggi untuk pekerja, selain itu juga suhu ruangan yang panas.
Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi terkait kondisi lingkungan (suhu) ruang sortasi
serta evaluasi kenyamanan pekerja ditinjau dengan metode anthropometri.
Evaluasi suhu, maka perlu dilakukan pengukuran suhu selama 5 hari setiap
pukul 08.00, 12.00 dan 16.00. untuk kemudian dicari rata-ratanya. Sedangkan untuk
evaluasi kenyamanan berdasarkan metode anthropometri, maka dilakukan
pengukuran badan dari 50 orang pekerja sortasi yang diambil secara acak. Untuk
memudahkan pengambilan data, dibantu dengan kuisioner. Data yang sudah
diperoleh, kemudian dicari rata-ratanya, standart deviasinya, percentile 95 dan juga
IMT (Indeks Massa Tubuh) nya. Data yang sudah diolah tadi, kemudian akan
dilakukan analisis secara deskriptif dengan cara mengintreprestasikan hasil
pengolahan data lewat tabulasi.
Dari penelitian mengenai tinjauan aspek ergonomis pekerja bagian sortasi
pada PT Mitra Tani Dua Tujuh, diperoleh hasil bahwa suhu ruangan sortasi dalam
sebesar 28.3
0
C dan suhu ruangan sortasi luar sebesar 28.2
0
C. Hal ini menunjukkan
bahwa suhu di ruang sortasi tersebut masih belum ergonomis karena berada di atas suhu yang
disarankan untuk kerja yang maksimal yaitu 24
0
C-25
0
C. Upaya yang dilakukan untuk
mengurangi hal tersebut adalah dengan memberi AC Central yang dapat disalurkan
ke seluruh ruang kerja, guna mengalirkan udara yang telah disejukkan, kipas-kipas
penyedot (exhaust fans) perlu dipasang di sudut-sudut tertentu.
Keluhan subyektif yang dialami para pekerja pada bagian pinggang 88%, betis
78%, bahu kanan/kiri dan lengan atas kanan 84%, bokong 70%, lutut kanan/kiri 44%
kaki kanan/kiri 76% lengan atas kiri 66%, punggung 86%, paha kiri.kanan 58% serta
pergelangan tangan 60% pada saat melakukan sortasi disebabkan oleh sikap kerja
yang tidak alamiah dan juga stasiun kerja yang belum ergonomis. Upaya yang
dilakukan untuk mengurangi keluhan adalah bekerja dengan sikap yang alamiah,
menggunakan peralatan (meja, kursi, dan konveyor) yang ergonomis dengan ukuran
tinggi kursi keseluruhan 119 cm, tinggi sandaran punggung 55 cm, panjang alas
duduk 48 cm, tinggi sandaran kaki 21 cm, lebar sandaran 48 cm, serta tinggi meja 79
cm, lebar 72 cm dan tebal 3 cm. | en_US |