dc.description.abstract | Ketergantungan rakyat Indonesia terhadap komoditas beras dan tepung
gandum sebagai makanan pokok sumber karbohidrat merupakan bumerang bagi
ketahanan pangan nasional, mengingat pertumbuhan penduduk Indonesia yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Untuk memecahkan masalah ini solusi
yang paling riil yang dapat dilakukan adalah perlu adanya pemberdayaan sumber
pangan alternatif yang dapat menggantikan beras dan gandum dengan jalan
diversifikasi pangan sumber karbohidrat.
Ubikayu merupakan komoditas pertanian yang tumbuh subur di Indonesia.
Produksi ubikayu mulai tahun 2002 adalah 16.913.100 ton dengan tingkat
konsumsi mencapai 12.417.015 ton. Data tersebut menunjukkan bahwa
pemanfaatan ubikayu sebagai komoditas pertanian yang kaya akan sumber
karbohidrat belum dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu ubikayu dapat
dijadikan solusi dalam mempertahankan ketahanan pangan dengan
memanfaatkan secara maksimal, salah satunya adalah mengolahnya menjadi
serbuk ubikayu. Pengolahan ubikayu menjadi serbuk ubikayu merupakan salah
satu alternatif dalam memanfaatkan limbah industri tapioka.
Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik sifat fisik dan kimia
serbuk ubikayu pada berbagai variasi suhu pengeringan dan lama pengeringan dan
mengidentifikasi seberapa besar pengaruh suhu dan lama pengeringan terhadap
serbuk ubikayu yang dihasilkan.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial
dengan dua faktor, yaitu suhu pengeringan 50
xvi
o
C, 60
o
C, 70
C dan lama
pengeringan 20 jam, 25 jam dan 30 jam. Parameter yang diamati meliputi derajat
keputihan, kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein dan kadar karbohidrat.
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh variasi suhu dan lama
pengeringan terhadap sifat – sifat serbuk Ubikayu dapat disimpulkan bahwa
o
perlakuan variasi suhu pengeringan tidak berbeda nyata pada derajat kecerahan.
Akan tetapi berbeda sangat nyata pada kadar abu, kadar air, kadar lemak, dan
kadar protein serbuk ubikayu dengan nilai R
xvii
2
masing – masing 98,91%; 93,92%;
89,09%; dan 77,13%.
Perlakuan variasi lama pengeringan tidak berbeda nyata pada derajat
kecerahan dan kadar abu serbuk Ubikayu. Akan tetapi berbeda sangat nyata pada
kadar protein, kadar lemak, dan kadar air serbuk ubikayu dengan R
masing –
masing 19,47%; 6,26% dan 4,9%.
Perlakuan interaksi antara variasi suhu dan lama pengeringan tidak
berbeda nyata pada derajat keputihan dan kadar abu dari serbuk Ubikayu. Akan
tetapi berbeda sangat nyata pada kadar air dengan nilai R
2
untuk A
adalah sebesar 97,53%, lalu R
2
untuk A
2
B
1
, A
2
B
2
, A
2
B
adalah sebesar 99,76%,
sedangkan R
2
untuk A
3
B
1
, A
3
B
2
, A
3
B
3
3
adalah sebesar 99,91%, berbeda sangat
nyata pada kadar protein dengan nilai R
2
untuk A
1
B
1,
A
1
B
2
, A
1
B
adalah sebesar
99,21% kemudian R
2
untuk A
2
B
1
, A
2
B
2
, A
2
B
3
1
3
B
1,
2
A
1
B
adalah sebesar 97,35% dan R
untuk A
3
B
1
, A
3
B
2
, A
3
B
adalah sebesar 92,84% dan berbeda sangat nyata pada
kadar lemak serbuk Ubikayu dengan nilai R
3
2
untuk A
1
B
1
, A
1
B
sebesar
99,94% dan R
2
untuk A
2
B
1
, A
2
B
2
, A
2
B
3
sebesar 92,5% lalu R
2
2
, A
untuk A
,
A
3
B
sebesar 99,99%. | en_US |