Show simple item record

dc.contributor.authorMudo Sujariyanto
dc.date.accessioned2014-01-19T01:29:48Z
dc.date.available2014-01-19T01:29:48Z
dc.date.issued2014-01-19
dc.identifier.nimNIM011710201007
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17160
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara penghasil gula kelapa yang cukup potensial. Gula kelapa adalah gula yang diproduksi dengan cara proses evaporasi nira kelapa (Cocoa Nucifera L). Salah satu media dalam proses evaporasi untuk pembuatan gula kelapa ini adalah wajan pemasak. Dalam perkembangannya wajan dapat diganti dengan tabung evaporator yang dibantu dengan vakum. Hal ini dilakukan mengingat perlunya peningkatan kualitas dan efisiensi dalam produksi gula kelapa. Pada cara tradisional, bahan bakar yang digunakan dalam proses pembuatan gula kelapa adalah kayu bakar. Alternatif pengganti bahan bakar dapat dilakukan dengan menggunakan biomassa yang lain misalnya, kulit buah klampis, tongkol jagung, tempurung kelapa, briket batu bara, dan minyak tanah. Minyak tanah digunakan sebagai bahan bakar karena energi panas yang dihasilkan cukup baik dan tidak menghasilkan polusi yang banyak, sehingga dapat menghasilkan kualitas gula kelapa yang bagus. Kualitas dan waktu proses pengolahan gula kelapa juga dapat dipengaruhi oleh proses evaporasi. Sistem vakum merupakan salah satu alternatif untuk proses tersebut, karena vakum dapat mengkondisikan ruang evaporasi dengan tekanan yang lebih rendah. Dengan tekanan rendah (di bawah 1 atm), maka titik didih nira akan turun, sehingga untuk menguapkan air dalam nira akan lebih cepat. Selain itu, kondisi tabung yang vakum akan mencegah kontaminasi asap bahan bakar masuk ke dalam tabung yang dapat mempengaruhi kualitas aroma gula kelapa. Tujuan penelitian ini adalah menguji mesin pengolah nira dalam proses pembuatan gula kelapa berbantu vakum dan melakukan analisis kebutuhan energi dan biaya bahan bakarnya. Pada penelitian ini digunakan 2 perlakuan yakni pengolahan menggunakan tabung evaporator tanpa menggunakan vakum dan pengolahan menggunakan vakum dengan tekanan udara -62 cmHg. Volume nira yang diolah untuk proses menjadi gula adalah 55 liter dan 30 liter dengan efisiensi energi rata-rata 39% dan 31% secara berturut-turut untuk proses tanpa dan berbantu vakum. Pada pengolahan tersebut, biaya bahan bakar rata-rata yang dibutuhkan masing-masing sebesar Rp. 23.833,00 dan Rp. 12.833,00. Proses pemindahan uap nira panas pada pengolahan tanpa vakum lebih cepat akan tetapi gula yang dihasilkan 16% lebih sedikit daripada pengolahan mengunakan vakum, karena uap yang keluar pada proses pengolahan nira kelapa tanpa vakum masih bercampur dengan nira.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries011710201007;
dc.subjectUJI KINERJA MESIN PENGOLAH GULA KELAPA BERBANTU VAKUMen_US
dc.titleUJI KINERJA MESIN PENGOLAH GULA KELAPA BERBANTU VAKUMen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record