• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Law
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Law
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PELAKSANAAN FUNGSI LEMBAGA KERJASAMA BIPARTIT DI PTP NUSANTARA XI (PERSERO) – UNIT KERJA PG. DJATIROTO

    Thumbnail
    View/Open
    gdlhub (89)bb_1.pdf (1.077Mb)
    Date
    2014-01-17
    Author
    I MADE SINGGIH DWI PRAMONO
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Lembaga Kerjasama Bipartit sesuai PER.32/MEN/XII/2008 tentang Tata Cara Pembentukan Dan Susunan Keanggotaan Lembaga Kerjasama Bipartit Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Pasal 1 ayat 1 adalah forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan industri di satu perusahaan yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh yang sudah tercatat di instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan atau unsur pekerja/buruh. Tujuan LKS Bipartit untuk menciptakan hubungan industri yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan di perusahaan. Pembahasan permasalahan berdasarkan latar belakang tersebut adalah Apakah Lembaga Kerjasama Bipartit di PTP Nusantara XI (Persero) -Unit Kerja PG Djatiroto telah menjalankan fungsinya sebagaimana ketentuan UndangUndang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Apa saja kendala-kendala pelaksanaan fungsi Lembaga Kerjasama Bipartit di PTP Nusantara XI-Unit Kerja PG Djatiroto serta bagaimana solusi untuk mengatasinya. Pembahasan permasalahan dilakukan dengan menganalisa bahan hukum primer dan sekunder dengan menggunakan metode deduktif dengan mengidentifikasi fakta hukum yang berkaitan dengan hukum ketenagakerjaan yang terdapat di dalam UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003tentang Ketenagakerjaan. Untuk melaksanakan fungsi dari Lembaga Kerjasama Bipartit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, LKS Bipartit mempunyai tugas : a. melakukan pertemuan secara periodik dan/atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. b. mengkomunikasikan kebijakan pengusaha dan aspirasi pekerja/buruh dalam rangka mencegah terjadinya permasalahan hubungan industrial di perusahaan. c. menyampaikan saran, pertimbangan, dan pendapat kepada pengusaha, pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh dalam rangka penetapan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan Untuk mampu mengelola hubungan industrial, seorang industrial officer dan serikat buruh/serikat pekerja bukan saja perlu dibekali dengan konteks legalitas (perburuhan), tapi juga dengan keterampilan yang memadai dalam menginisiasi program-program yang dapat menjaga dan menjamin hubungan yang harmonis dan produktif antara perusahaan dan pekerja. Berkaitan dengan dinamika persoalan yang terus berkembang, peranan lembaga kerja sama bipartit (LKS Bipartit) tingkat perusahaan harus lebih diperkuat dalam menangani persoalanpersoalan internal. Penyelesaian di tingkat perusahaan dinilai lebih baik ketimbang melibatkan pihak ketiga yang belum tentu memahami keinginan kedua belah pihak.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16139
    Collections
    • UT-Faculty of Law [6284]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository