dc.description.abstract | Variasi makanan pendamping
vii
1
2
Hasil uji kesukaan menunjukkan bahwa kecenderungan panelis terhadap
cookies berkisar antara tidak suka sampai suka. Secara keseluruhan, panelis lebih
menyukai formula A
. Formulasi yang dilakukan memberikan pengaruh terhadap
kecerahan dan hue cookies namun tidak berpengaruh terhadap chroma dan tekstur.
Cookies memiliki kecerahan berkisar antara 46,20–44,63, chroma 37,26–38,08,
dan hue 73,26–71,95 (Kandungan zat gizi makro cookies sebagai berikut: kadar air 7,68–
7,86%, kadar abu 2,76–3,49%, kadar protein 11,0–15,2%, kadar lemak 22,50–
27,79%, dan kadar karbohidrat 46,53–55,15%. Formulasi tidak memberikan
pengaruh terhadap kadar air dan abu cookies namun berpengaruh terhadap kadar
lemak, protein, dan karbohidrat. Cookies memiliki kadar amilosa 7,33–13,36%,
kadar pati 33,27–40,29%, kadar total gula 3,04–4,70%, kadar serat pangan tidak
larut 4,69–7,07%, kadar serat pangan larut 1,76–2,96%, kadar beta karoten 3,84–
4,81 ppm, kadar tokoferol 2,17–2,53%, dan daya cerna pati 26,44–26,74%.
Formulasi berpengaruh terhadap kadar pati, amilosa, total gula, serat pangan tidak
larut, kadar serat pangan larut, beta karoten, tokoferol tetapii tidak berpengaruh
terhadap daya cerna pati.
Cookies mengandung energi sebesar 467–497 kkal dan karbohidrat
tersedia 41,29–47,36%. Indeks glisemik cookies formula A
sebesar 53, formula
A
2
sebesar 57, dan formula A
3
viii
1
sebesar 59 dengan beban glikemik berturut-turut 7,
9, dan 9. Formulasi yang dilakukan memberikan pengaruh terhadap kandungan
energi dan indeks glisemik cookies. Faktor yang mempengaruhi nilai indeks
glisemik pada penelitian ini adalah kadar serat pangan, kadar lemak, dan kadar
protein, dan daya cerna pati. Cookies dapat diklaim sebagai pangan rendah gula,
kaya serat pangan dan memiliki nilai indeks glisemik rendah. Uji efektifitas
menunjukkan bahwa formula A
merupakan formula terbaik dengan total nilai
0,604. | en_US |