Show simple item record

dc.contributor.authorYuliyanti, Emi
dc.date.accessioned2013-10-31T06:57:52Z
dc.date.available2013-10-31T06:57:52Z
dc.date.issued2013-10-31
dc.identifier.nimNIM070210191003
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1531
dc.description.abstractPengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berdasarkan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) dengan Setting Cooperative Learning Materi Persegi Panjang dan Persegi Kelas VII; Emi Yuliyanti, 070210191003; 2011; 89 halaman; Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tentu saja tidak terlepas dari proses belajar mengajar sebagai kegiatan utama di sekolah. Dua faktor yang cukup berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar yaitu pemilihan metode/strategi pembelajaran yang sesuai untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran dan perangkat pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti mencoba menggunakan pendekatan SAVI dan pembelajaran kooperatif agar dapat difungsikan sebagai model pembelajaran untuk mengaktifkan siswa dan melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain serta menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual siswa dan penggunaan semua indra yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber belajar yang memungkinkan siswa dan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran (Hobri, 2010:31). Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan produk perangkat pembelajaran matematika yang sesuai dengan pendekatan SAVI dengan setting Cooperative Learning pada materi persegi panjang dan persegi berupa RPP, LKS, dan alat evaluasi (pretes dan postes) serta mengetahui kelayakan dan hasil uji coba perangkat pembelajaran tersebut. Model pengembangan perangkat yang digunakan beracuan pada model Thiagarajan dimulai dengan menetapkan kebutuhan pembelajaran, yaitu telaah karakteristik siswa, konsep yang akan diajarkan, tugas belajar yang akan diberikan, dan tujuan pembelajaran. Proses pengembangan dilanjutkan dengan merancang prototype (draf 1) perangkat pembelajaran yang dimulai dengan merancang alat evaluasi dan memilih media serta format pembelajaran. Proses pengembangan selanjutnya adalah validasi serta uji coba perangkat pembelajaran. Berdasarkan hasil penilaian dan validasi, perangkat pembelajaran direvisi dan hasilnya disebut draf 2 yang layak untuk diujicobakan. Hasil uji coba digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki kualitas perangkat pembelajaran dan hasilnya disebut draf 3 (produk). Dari hasil validasi perangkat pembelajaran diperoleh koefisien validitas RPP, LKS, pretes, dan postes berturut-turut adalah 0,94; 0,87; 0,82 dan 0,94. Perangkat tersebut dikatakan valid atau layak karena skor atau koefisien validitasnya lebih dari 0,60 yang berarti koefisien validitas tinggi atau sangat tinggi. Persentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga, berturut-turut adalah 89,75%; 94,87%, dan 97,44%. Hal ini menunjukkan perangkat pembelajaran tersebut telah memenuhi kriteria kepraktisan. Persentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga, berturut-turut adalah 87%; 93,7% dan 96,03%. Dari analisis angket yang telah diisi oleh 35 siswa diperoleh bahwa ≥80% siswa memberikan respon positif terhadap seluruh aspek yang ditanyakan dalam angket. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan respon baik terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Dari analisis validitas butir soal pretes terdapat 2 butir soal yang nilai validitasnya sedang dan 3 butir soal yang nilai validitasnya tinggi. Sedangkan dari analisis validitas butir soal posttes terdapat 4 butir soal yang nilai validitasnya tinggi dan 1 butir soal yang nilai validitasnya sangat tinggi. Berarti secara keseluruhan alat evaluasi ini dikatakan valid. Dari hasil analisis reliabilitas pretes diperoleh nilai r11 = 0,62 dan posttes diperoleh nilai r11 = 0,76 hal ini berarti bahwa reliabilitas alat evaluasi berkategori tinggi. Dari analisis posttes juga diperoleh bahwa 82,86% (29 siswa dari 35 siswa) siswa mencapai skor minimal 60. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran matematika berdasarkan Pendekatan SAVI dengan Setting Cooperative Learning telah memenuhi kriteria keefektifan perangkat pembelajaran. Berdasarkan kriteria-kriteria kualitas perangkat pembelajaran yang telah terpenuhi, dihasilkan perangkat pembelajaran matematika berdasarkan Pendekatan SAVI dengan Setting Cooperative Learning Materi Persegi Panjang dan Persegi Kelas VII yang layak dan dapat digunakan oleh guru tingkat SMP untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070210191003;
dc.subjectPembelajaran Matematika Berdasarkan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual), Setting Cooperative Learning, Persegi Panjang dan Persegien_US
dc.titlePENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL) DENGAN SETTING COOPERATIVE LEARNING MATERI PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VIIen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record