KECAP DARI HIDROLISAT PROTEIN IKAN KUNIRAN (Upeneus sp.) PADA VARIASI WAKTU HIDROLISIS DENGAN PAPAIN DAN FERMENTASI DALAM LARUTAN GARAM
Abstract
Ikan merupakan salah satu sumber daya alam laut yang cukup melimpah
di 
Indonesia. Karena kandungan proteinnya,
keberadaanya sangat membantu untuk 
pemenuhan gizi bagi tubuh manusia.
 Tidak semua jenis ikan diminati oleh 
masyarakat, terutama jenis ikan inferior, sehingga hal
 ini akan menimbulkan 
turunnya nilai ekonomis ikan tersebut.
Untuk meningkatkan nilai ekonomis ikan 
tersebut perlu dilakukan diversifikasi produk olahan. Ikan Kuniran (Upeneus
sp.), 
salah satu contoh jenis ikan inferior,
 dengan teknik hidrolisis enzimatik dan 
fermentasi dalam larutan garam akan dihasilkan kecap ikan.
Tujuan dari penelitian 
ini adalah untuk mendapatkan kecap ikan Kuniran
dengan rasa dan aroma yang 
baik dan kandungan protein yang cukup, yaitu dengan
mengetahui waktu yang 
tepat dalam proses hidrolisis dengan papain dan fermentasi dalam larutan garam. 
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengendalian Mutu Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember pada 
Bulan Agustus sampai November 2005. Bahan percobaan
yang digunakan adalah 
daging ikan Kuniran segar. Proses yang dilakukan dalam pembuatan kecap
adalah 
hidrolisis (30, 45, dan 60 menit) dan fermentasi (0, 4, 8 dan 12 hari).
Analisis 
yang dilakukan yaitu kadar protein terlarut metode lowry
, derajat hidrolisis 
metode tnbs dan berat jenis kecap, dengan tiga kali ulangan. Pada uji
 
organoleptik, parameter yang dianalisis yaitu rasa, aroma dan kesukaan
dan 
dilakukan oleh 20 panelis, menggunakan rancangan acak kelompok.
Untuk 
menguji tingkat perbedaan dari 12 kombinasi yang ada, dilakukan uji Duncan. 
Kesimpu
lan yang didapat dari hasil analisis data dan pembahasan adalah 
terjadi interaksi antara perlakuan hidrolisis dan fermentasi. Semakin lama 
hidrolisis dan fermentasi, kadar protein terlarut semakin turun
, kadar protein 
terlarut terbanyak pada hidrolisis 45
menit kemudian 30 menit selanjutnya 60 
i
x
 
 
menit dan akan semakin kecil seiring penambahan waktu hidrolisis dan
fermentasi. Derajat hidrolisis semakin naik, derajat hidrolisis terbesar diperoleh
pada hidrolisis 60 menit kemudian 30 menit dan 45 menit, dan cenderung semakin
besar seiring penambahan waktu fermentasi. Sedangkan untuk analisis berat jenis
terjadi perbedaan nilai dari setiap perlakuan dan secara umum terjadi penurunan
seiring bertambahnya waktu hidrolisis dan fermentasi. Uji organoleptik
menunjukkan bahwa waktu hidrolisis 30 menit dan fermentasi 12 hari dalam
larutan garam dihasilkan kecap ikan dengan sifat-sifat yang baik, dengan kadar
protein terlarut 1,58 mg/ml, derajat hidrolisis 35,48 %, berat jenis kecap 1,186
gr/ml, dengan rasa dan aroma yang paling disukai.