dc.description.abstract | Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja
teratur dan berencana dengan maksud mengubah dan mengembangkan perilaku yang
diinginkan. Tujuan pendidikan akan terwujud apabila proses pengajaran berjalan
dengan baik. Dalam hal ini, peran guru sangatlah penting dalam proses belajar
mengajar di kelas. Dalam proses pembelajaran matematika salah satunya pada materi
aritmetika sosial, siswa sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal yang
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pemahaman konsep, proses berpikir untuk
menganalisa soal sampai dengan cara memecahkannya. Salah satu kemungkinan lain
yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan siswa adalah pendekatan, model atau
metode pembelajaran yang digunakan guru kurang sesuai. Kenyataan tersebut juga
terjadi pada pembelajaran di SMP N 1 Sukowono proses pembelajaran hanya bersifat
searah atau dengan metode ceramah. Hal ini di duga menyebabkan tingginya
persentase kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika khususnya siswa
kelas VIIA SMP N 1 Sukowono pada materi aritmetika sosial.
Pada penelitian ini diterapkan metode Role Playing (Bermain Peran) dengan
tujuan: (1) mendeskripsikan penerapan metode role playing (bermain peran)untuk
mengurangi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal, (2) mendeskripsikan aktifitas
siswa pada saat penerapan metode role playing, (3)mendeskripsikan penurunan
kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal setelah penerapan metode role playing.
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Sukowono.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode observasi, wawancara, tes,
dan dokumentasi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan masing-masing
siklus terdiri dari dua pertemuan dan satu kali tes di akhir siklus pada akhir
pembelajaran ke dua. Siklus I dilaksanakan tanggal 21 November 2012 dan 22
November 2012. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 November 2012 dan 29
November 2012.
Penerapan metode pembelajaran Role Playing untuk mengurangi kesalahan
siswa dalam menyelesaikan soal materi aritmetika sosial pada siswa SMP Negeri 1
Sukowono kelas VII A semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 berdasarkan dari
siklus I dan siklus II berjalan dengan baik dan lancar. Dari siklus I aktifitas siswa
dalam menyesuaikan diri (masih malu-malu atau kurang percaya diri, masih banyak
siswa gaduh dalam kelas, dan dalam bermain peran masih kurang dapat memahami
karakter perannya) pada siklus II sudah mengalami peningkatan (siswa sudah mulai
percaya diri, siswa yang gaduh dalam kelas mulai berkurang, dan dalam bermain
peran siswa sudah dapat memahami karakter peran yang akan diperagakan). Hal ini
dapat dilihat pada siklus II siswa sangat senang dan sangat antusias dalam
pembelajaran ini, siswa mampu memerankan naskah Role Playing dengan baik dan
siswa yang lainnya seksama untuk mengamati temannya di depan kelas, sehingga
mendapatkan hal-hal apa saja yang dapat digunakan dalam menyelesaikan LKS yang
diberikan guru. Aktivitastersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa akan materi
aritmetika sosial sehingga dapat mengurangi kesalahan siswa dalam mengerjakan
soal. Kendala dari penerapan metode role playing ini adalah kepercayaan diri siswa
dan penghayatan karakter dalam bermain peran cenderung kurang, terutama pada
awal pembelajaran tapi setelah dibimbing kendala yang ada sudah mulai berkurang
Analisis hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan aktifitas siswa, hal
ini dapat diketahui berdasarkan persentase yang telah di dapatkan yaitu aktifitas siswa
dalam mengerjakan tugas dengan berdiskusi kelompok pada pembelajaran 1 adalah
viii
67,54%, pembelajaran 2 adalah 82,45%, pembelajara 3 adalah84,21%, pembelajaran
4 adalah 87,72%; aktifitas mengerjakan LKS sesuai dengan langkah-langkah pada
pembelajaran 1 adalah 66,67%, pembelajaran 2 adalah 76,31%, pembelajaran 3
adalah78,95%, pembelajaran 4 adalah 85,09%; aktifitas peran aktif siswa dalam
kegiatan Role Playing pada pembelajaran 1 adalah 60,53%, pembelajaran 2 adalah
64,04%, pembelajaran 3 adalah 68,42%, pembelajaran 4 adalah 72,80%; aktifitas
berdiskusi antara siswa dengan guru/teman pada pembelajaran 1 adalah 42,11%,
pembelajaran 2 adalah 55,26%, pembelajaran 3 adalah 58,77%, pembelajaran 4
adalah 62,23%; dan aktifitas bertanya antara siswa dengan guru/teman pada
pembelajaran 1 adalah 37,72%, pembelajaran 2 adalah 43,86%, pada pembelajaran 3
adalah 45,61%, pembelajaran 4 adalah 48,25%. Analisis hasil observasi aktifitas guru
juga menunjukkan adanya peningkatan yaitu pada pembelajaran 1 adalah 90%,
pembelajaran 2 adalah 93,33%, pembelajaran 3 adalah 96,67%, pembelajaran 4
adalah 96,67%..
Pada siklus I persentase kesalahan siswa yang diperoleh adalah pada
kesalahan penafsiran bahasa 32,24%, kesalahan definisi/teorema 42,11%, kesalahan
penggunaan data 55,26%, dan kesalahan teknik 58,55%. Sedangkan pada siklus II
persentase secara klasikal yang diperoleh adalah pada kesalahan penafsiran bahasa
24,34%, kesalahan definisi/teorema 28,89%, kesalahan penggunaan data 32,24%, dan
kesalahan teknik adalah 41, 44%. | en_US |