dc.description.abstract | Model Pembelajaran Experiential Learning merupakan model
pembelajaran yang dikembangkan oleh David Kolb yang didasarkan pada teori
belajarnya yaitu Experiential Learning Theory (ELT) yang menekankan pada
pengalaman dalam proses belajar mengajar (Baharudin dan Wahyuni, 2008:164) Model pembelajaran ini dimulai dari siswa melibatkan diri sepenuhnya dalam
pengalaman baru, siswa mengobservasi dan merefleksi atau memikirkan
pengalamannya dari berbagai segi, siswa menciptakan konsep-konsep yang
mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat serta siswa
menggunakan teori untuk memecahkan masalah-masalah dan mengambil
keputusan (Kolb dalam Nasution, 2008:111-112).
Selanjutnya Budiningsih (2008:70-71) menjabarkan teori belajar Kolb
melalui empat tahapan belajar, yaitu :
a. Tahap pengalaman konkret
Pada tahap paling awal dalam belajar adalah seseorang mampu atau
dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya. Ia
dapat melihat dan merasakannya, dapat menceritakan peristiwa tersebut sesuai
dengan apa yang dialaminya. Kemampuan inilah yang terjadi dan dimiliki
seseorang pada tahap paling awal dalam proses belajar;
b. Tahap pengamatan aktif dan reflektif
Tahap kedua dalam belajar adalah bahwa seseorang makin lama akan
makin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang
dialaminya. Ia mulai berupaya untuk mencari jawaban dan memikirkan
kejadian tersebut. Ia melakukan refleksi terhadap peristiwa yang dialaminya.
Pemahaman terhadap peristiwa yang dialaminya semakin berkembang.
Kemampuan inilah yang terjadi dan dimiliki seseorang pada tahap kedua
dalam proses belajar;
c. Tahap konseptualisasi
Tahap ketiga dalam peristiwa belajar adalah seseorang sudah mulai berupaya
untuk membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum
dan prosedur tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya. Berpikir
induktif banyak dilakukan untuk merumuskan suatu aturan umum atau
generalisasi dari berbagai contoh peristiwa yang dialaminya;
d. Tahap eksperimentasi aktif
Tahap akhir dari peristiwa belajar adalah melakukan eksperimentasi aktif.
Pada tahap ini seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep-konsep, teoriteori
atau aturan-aturan ke dalam situasi nyata. Berpikir deduktif banyak
digunakan untuk mempraktekkan dan menguji teori-teori serta konsep-konsep
di lapangan. Ia mampu menggunakan teori atau rumus-rumus tersebut untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya.
Tes akhir yang dilaksanakan pada akhir siklus I dan akhir siklus II,
digunakan untuk mengukur ketuntasan hasil belajar siswa baik secara individu
maupun secara klasikal. Dari analisis hasil tes akhir yang dilakukan dapat
diketahui pada tes akhir I siswa memperoleh ketuntasan klasikal 78,79% dengan 7
siswa tidak tuntas belajar dan tes akhir II 87,88% dengan 4 siswa tidak tuntas
belajar. Kriteria Ketuntasan Materi | en_US |