dc.description.abstract | Proses belajar mengajar merupakan kesatuan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara
siswa yang belajar dengan guru yang mengajar karena dalam proses belajar mengajar akan selalu
melibatkan serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik untuk
mencapai tujuan belajar. Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pembelajaran
harus mempunyai strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Salah satu strategi
yang dapat menentukan pencapaian tujuan pembelajaran adalah model pembelajaran yang
digunakan oleh guru. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang telah direncanakan
oleh guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Model yang lebih tepat untuk digunakan agar pembelajaran lebih aktif pada siswa adalah
model pembelajaran kooperatif. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Isjoni (2009:16)
kooperatif learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk
mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa. Sesuai dasar pemikiran di atas
guru dapat menerapkan teknik pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) untuk mengatasi
permasalahan pembelajaran di atas. Teknik pembelajaran TSTS adalah teknik pembelajaran yang
berorientasi pada belajar bersama dalam suatu kelompok kecil yang heterogen, setiap kelompok
beranggotakan 4 orang dengan setiap kelompok mengerjakan tugas dan materi dari guru dengan
cara mendiskusikan sesama anggota kelompoknya.
Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling area, yang
artinya adalah daerah penelitian ditentukan secara sengaja untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
(Sudjana, 1998:96). Tempat penelitian yang digunakan adalah SMP Negeri 2 Mumbulsari.
Adapun pertimbangan yang mendasari pemilihan tempat penelitian adalah adanya permasalahan
yaitu partisipasi siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu bidang ekonomi dikatakan tergolong masih rendah yang dapat diketahui dari hasil wawancara antara peneliti dengan guru serta hasil
observasi awal yang dilakukan peneliti
Hasil analisis observasi partisipasi siswa pada siklus II menunjukkan bahwa partisipasi
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mengalami peningkatan pada setiap siklus.
Partisipasi yang ditunjukkan siswa mendapat kategori tertinggi pada saat mengikuti proses
pembelajaran siklus II, yaitu mendapat kategori sangat tinggi. Hasil tersebut menunjukkan
peningkatan pada setiap aspek partisipasi, dimana pada partisipasi kontributif, siswa mendapat
kriteria tinggi, sama halnya pada partisipasi inisiatif, siswa mendapat kriteria tinggi. Kondisi
tersebut tercipta karena siswa semakin memahami tujuan pembelajaran serta meningkatnya
tanggung jawab siswa terhadap hasil yang dicapai kelompok, hal tersebut mampu mendorong
siswa berani terlibat dalam proses pembelajaran dan kreatif dalam belajar terutama saat
pemecahan masalah dan menemukan solusi pemecahan masalah. Berdasarkan penjelasanpenjelasan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran TSTS dapat
meningkatkan partisipasi belajar siswa | en_US |