Optimasi Pengelolaan Air Limbah Produksi Tahu-Tempe Klaster UMKM di DAS Bedadung Menggunakan Linear Programming
Abstract
Saat ini kegiatan industri UMKM khususnya yang bergerak di bidang
agroindustri tahu dan tempe semakin berkembang pesat di Kecamatan Patrang –
Kaliwates Kabupaten Jember. Pada UMKM agroindustri tahu dan tempe tersebut
menghasilkan limbah cair dalam proses produksinya yang berpotensi disalurkan ke
sungai. Sungai Bedadung dimanfaatkan dalam pengairan tanaman yang
mensyaratkan sungai tersebut harus memenuhi baku mutu air kelas II menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021. Jika air limbah
dari hasil produksi UMKM tahu dan tempe dibuang langsung ke sungai tanpa
melalui pengelolaan, maka beban pencemaran sungai Bedadung akan semakin
tinggi. Analisis optimasi dilakukan untuk mengetahui produksi maksimal dari suatu
UMKM tahu dan tempe jika air limbah tersebut dibuang secara langsung ke sungai
atau air limbah melalui pengelolaan.
Analisis beban pencemaran sungai dilakukan untuk mengetahui beban
pencemaran maksimum tambahan yang masih dapat ditampung oleh sungai.
Penentuan klaster UMKM sebagai sumber pencemar utama dilakukan melalui
survei lokasi untuk mendapatkan UMKM yang berdekatan dengan sungai. Dengan
adanya optimasi maka pelaku usaha dapat mempertimbangkan kapasitas produksi
dan pengelolaan air limbah yang harus dilakukan. Parameter kualitas air yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi Chemical Oxygen Demand (COD),
Biochemical Oxygen Demand (BOD), dan Total Suspended Solid (TSS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kualitas air dan beban pencemaran
sungai pada klaster 1 dan 4 miliki nilai TSS dan pada klaster 2 dan 3 memiliki nilai
COD yang tinggi. Selain itu pada bahan pencemar (tahu dan tempe) pada klaster 1-
4, beberapa parameter kualitas air telah melebihi baku mutu kualitas air limbah.
Dari analisis hasil optimasi di atas diketahui bahwa optimasi alternatif 2 lebih
efektif dalam meningkatkan keuntungan dan angka produksi. Angka produksi pada
UMKM tahu tempe juga menunjukkan angka yang lebih tinggi daripada alternatif
1 karena air limbah yang dihasilkan tidak langsung dibuang ke sungai sehingga
konsentrasi yang dihasilkan dari limbah cair tidak tinggi dan produksi UMKM bisa
lebih maksimal.