Kajian Kualitas Air Irigasi untuk Budidaya Mina Padi Menggunakan Metode IWQI di Desa Sanenrejo Kabupaten Jember
Abstract
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh
air dengan menggunakan bangunan dan saluran buatan untuk mengairi lahan
pertaniannya. Ada banyak jenis irigasi dan salah satu jenis irigasi yaitu irigasi
permukaan. Salah satu tempat yang dijadikan tempat penelitian yaitu Desa
Sanenrejo Kabupaten Jember. Di Desa Sanenrejo tepatnya di Dusun Mandilis
menerapkan irigasi permukaan dengan nama salurannya yaitu Saluran Sekunder
Sanenrejo. Menurut data BPS Kabupaten Jember tahun 2021, mayoritas masyarakat
Desa Sanenrejo berprofesi menjadi petani tradisional dan beberapa masyarakat
Desa Sanenrejo juga masih ada yang melakukan penebangan liar sehingga
dibutuhkan adanya alternatif pekerjaan atau sistem pertanian baru yang dapat
menambah pendapatan masyarakat Desa Sanenrejo.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan sistem
pertanian mina padi. Dalam melakukan sistem pertanian mina padi, ada beberapa
aspek yang perlu diperhatikan. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan yaitu aspek
ketersediaan air. Menurut data BMKG provinsi Jawa Timur tahun 2022,
ketersediaan air di Desa Sanenrejo sudah mencukupi pada musim hujan untuk
melakukan sistem pertanian mina padi. Selain aspek ketersediaan air, aspek lainnya
yaitu kualitas air yang digunakan. Penilaian kualitas air untuk irigasi juga dapat
dilakukan dengan menggunakan metode irrigation water quality index (IWQI).
Metode ini mengklasifikasikan jenis tanaman apa saja yang sesuai dengan kualitas
air irigasi. Model IWQI dikembangkan berdasarkan parameter daya hantar listrik
(DHL), nilai rasio serapan Natrium terkoreksi (SAR˚), konsentrasi kation Natrium
(Na+), konsentrasi anion Klorida (Cl–), dan konsentrasi anion Bikarbonat (HCO3–
) dalam air irigasi dengan parameter tambahan pH dan permeabilitas tanah. Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui kualitas air irigasi Desa Sanenrejo dengan
kesesuian jenis padi dan ikan air tawar sehingga dapat diterapkan sistem mina padi.
Pelaksanaan penelitian dilakukan di Dusun Mandilis, Desa Sanenrejo yang
terbagi menjadi tiga titik lokasi pada sumber air irigasi yaitu A1, A2, dan A3.
Pengambilan sampel air pada setiap titik lokasi sebanyak dua kali sehingga
didapatkan enam sampel air irigasi. Pengukuran parameter terbagi menjadi tiga
lokasi yaitu di lapangan berupa pengukuran parameter DHL, pH dan permeabilitas
tanah. Tempat kedua dilaksanakan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
(Puslit Koka) Kabupaten Jember berupa parameter Natrium (Na+), Klorida (Cl-),
Magnesium (Mg2+), dan Kalsium (Ca2+). Tempat ketiga di PT. Sucofindo Kota
Surabaya dengan pengukuran parameter bikarbonat (HCO3-).
Berdasarkan hasil penelitian, nilai IWQI yang didapatkan dari ketiga titik
lokasi penelitian Desa Sanenrejo A1, A2, dan A3 yaitu 81,24; 81,27; dan 80,98
dengan permeabilitas tanah A1 sebesar 0,66 cm/jam, A2 sebesar 0,70 cm/jam, dan
A3 sebesar 0,87 cm/jam yang masuk dalam kategori lambat. Kategori tanaman
dengan batas penggunaan air rendah tidak direkomendasikan untuk jenis tanaman
pertanian dengan kategori sensitif terhadap garam, artinya yaitu dapat diberikan
terhadap tanaman yang cukup sensitif terhadap garam, cukup toleran terhadap
garam, dan toleran terhadap garam. Hal tersebut berarti kandungan air irigasi cocok
untuk semua jenis padi karena padi termasuk dalam kategori cukup sensitif terhadap
garam. Rekomendasi jenis padi yang sesuai dengan kualitas air tanah untuk mina
padi Desa Sanenrejo yaitu Inpari 14 Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16
Pasundan, Ciherang, varietas padi Ciliwung, varietas padi IR 64 dengan jenis ikan
yang sesuai yaitu ikan nila, ikan mas, dan ikan lele