Efikasi Ekstrak Akar Gulma Asal Lahan Tomat Terhadap Nematoda Puru Akar Meloidogyne Spp.
Abstract
Tanaman tomat merupakan komoditas penting dengan berbagai manfaat,
tetapi produksi tomat kerap terganggu oleh organisme pengganggu tanaman
(OPT), termasuk nematoda puru akar Meloidogyne spp. yang dapat menurunkan
hasil panen hingga 73,3%. Pemanfaatan nematisida kimia selama ini
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan, sehingga
diperlukan alternatif pengendalian yang ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui ekstrak akar gulma yang efektif dalam menekan penghambatan
penetasan telur dan mortalitas juvenil 2 nematoda Meloidogyne spp. secara In
Vitro.
Penelitian ini telah dilakukan dari Bulan September sampai dengan bulan
Desember 2024, Di Laboratorium Teknologi Proteksi Tanaman Program Studi
Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jember. Identifikasi gulma
menunjukkan adanya 7 jenis gulma, terdiri dari 1 gulma rumput (Eleusine indica),
1 gulma teki (Cyperus rotundus), dan 5 gulma berdaun lebar (Marsilea crenata,
Alternanthera philoxeroides, Phyllanthus niruri L., Cleome rutidosperma,
Amaranthus spinosus L.). Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak A.
philoxeroides paling efektif dalam menghambat penetasan telur nematoda
Meloidogyne spp. hingga 88% dalam 168 jam. Sedangkan ekstrak Cleome
rutidosperma menunjukkan efektivitas tertinggi dalam membunuh Juvenil 2
nematoda dengan rata-rata mortalitas 109 ekor.
Pada analisis bioaktif menunjukkan bahwa ekstrak A. philoxeroides dan C.
rutidosperma mengandung masing-masing 12 dan 18 jenis senyawa bioaktif.
Konsentrasi tertinggi pada A. philoxeroides adalah Urea, hydroxy- (42,17%),
sedangkan pada C. rutidosperma adalah Peracetic Acid (40,59%). Senyawa
seperti hexadecanoic acid, methyl ester, dan 9-octadecenoic acid (Z)-, methyl ester diyakini berperan sebagai agen nematisida. Rekomendasi penelitian
selanjutnya dapat menggunakan ekstrak akar gulma A. philoxeroides dan C.
rutidosperma untuk menekan penetasan telur nematoda dan mortalitas juvenil 2,
namun perlu dikaji lagi dalam berbagai dosis perlakuan hingga didapatkan ekstrak
gulma dengan dosis yang paling efektif dan dapat dilakukan aplikasi esktrak akar
gulma secara In Vivo pada tanaman tomat untuk mengukur tingkat toksisitasnya
pada tanaman dan lingkungan sekitar.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4485]