Show simple item record

dc.contributor.authorFAHIRAH, Talitha Elsa
dc.date.accessioned2025-08-15T07:54:45Z
dc.date.available2025-08-15T07:54:45Z
dc.date.issued2023-07-24
dc.identifier.nim191510601089en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127927
dc.descriptionValidasi_firli_12_agustus_25; Finalisasi oleh Taufik_Alya Tgl 15 Agustus 2025en_US
dc.description.abstractCabai rawit (Capsicum frustescens) merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Cabai juga termasuk ke dalam sembilan komoditas prioritas yang mendapatkan alokasi subsidi pupuk oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian. Salah satu wilayah produksi tanaman hortikultura di Indonesia, khususnya cabai rawit yaitu Kabupaten Jember. Desa Sumberejo merupakan salah satu desa di Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember yang memiliki produksi cabai rawit tertinggi. Tingginya produksi cabai rawit tersebut tidak terlepas dari adanya faktor-faktor produksi, salah satunya yaitu faktor modal. Permodalan dapat dikatakan sebagai titik awal kegiatan produksi. Kegiatan usahatani cabai rawit memerlukan modal yang cukup besar terutamanya untuk pembelian pupuk serta obat-obatan yang cenderung naik setiap kali masa tanam. Keterbatasan modal tersebut yang mendorong petani untuk mendapatkan modal tambahan. Petani cabai di Desa Sumberejo selain menggunakan modal pribadi, juga menggunakan modal dari luar yaitu dengan memanfaatkan program pemerintah yang bernama Kredit Usaha Rakyat (KUR). Penggunaan KUR yang dilakukan oleh petani cabai rawit di Desa Sumberejo telah dilakukan sejak Tahun 2015. Permasalahan yang terjadi saat ini yaitu realisasi dana KUR masih banyak digunakan untuk sektor non produktif. Pemanfaatan dana KUR oleh sebagian petani cabai di Desa Sumberejo tidak sepenuhnya digunakan untuk modal usahatani, melainkan juga digunakan untuk kebutuhan sehari-hari lainnya. Pemanfaatan dana KUR yang tidak maksimal juga nantinya akan berdampak pada produksi usahatani cabai rawit yang tidak maksimal pula. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lebih dalam terkait (1) mekanisme peminjaman serta pengembalian KUR yang dilakukan oleh petani cabai di Desa Sumberejo, (2) efektivitas penggunaan program KUR terhadap produksi cabai rawit di Desa Sumberejo, dan (3) faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai rawit di Desa Sumberejo. Metode yang digunakan dalam menentukan lokasi penelitian yaitu dengan purposive method di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan analitik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah total sampling, dimana sampel yang digunakan adalah petani cabai rawit pada kelompok tani Mekar Sari yang telah menggunakan KUR. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif, skala likert dengan rumus efektivitas, dan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Mekanisme peminjaman KUR yang dilakukan oleh petani cabai di Desa Sumberejo dimulai dari pengajuan KUR, pengumpulan dokumen pendukung, pengecekan dokumen pendukung, survey calon debitur, pencairan dana KUR sedangkan mekanisme pengembalian KUR dengan pola sekali lunas dan mengembalikannya dapat menyetorkannya kepada teller atau pengembalian dana KUR dapat dipotong langsung melalui tabungan BRI petani yang bersangkutan (debitur). Hal tersebut menunjukkan bahwa mekanisme peminjaman serta pengembalian KUR telah jelas dan mudah untuk dipahami petani. (2) Tingkat efektivitas berdasarkan pengajuan KUR sebesar 89,11% termasuk dalam kategori sangat efektif, penggunaan KUR sebesar 79,73% termasuk dalam kategori cukup efektif, dan pengembalian KUR sebesar 90,31% termasuk dalam kategori sangat efektif. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa program Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap produksi memiliki rata-rata 86,38 dapat dikatakan sangat efektif. (3) Faktor-faktor yang berpengaruh nyata dan signifikan terhadap produksi cabai rawit di Desa Sumberejo adalah variabel luas lahan, tenaga kerja, dan bibiten_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectKREDIT USAHA RAKYATen_US
dc.subjectCABAIen_US
dc.subjectUSAHATANIen_US
dc.titleEfektivitas Penggunaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Produksi Usahatani Cabai di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jemberen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiAgribisnisen_US
dc.identifier.pembimbing1Djoko Soejono, S.P., M.P.en_US
dc.identifier.validatorValidasi_firli_12_agustus_25en_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record