Implementasi Kebijakan Pembayaran Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) di Puskesmas Kabupaten Nganjuk
Abstract
Kebijakan Pembayaran Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) adalah
penyesuaian besaran tarif kapitasi berdasarkan hasil penilaian pencapaian indikator
pelayanan kesehatan perseorangan yang disepakati berupa hasil kinerja Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dalam rangka peningkatan mutu pelayanan,
memiliki tiga indikator yaitu Angka Kontak (AK) dengan target ≥ 150 ‰, Rasio
Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS) dengan target ≤ 2% dan
Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT) dengan target ≥ 5%. Pencapaian target
dari ketiga indikator tersebut akan menjadi dasar besarnya persentase pembayaran
yang akan diterima oleh FKTP. Namun, dari 20 puskesmas di Kabupaten Nganjuk
terdapat 5 puskesmas yang tidak dapat memenuhi target dari ketiga indikator
tersebut sehingga capaian pembayaran KBK yang diterima tidak penuh 100%
selama tahun 2018-2021. Puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Lengkong,
Puskesmas Patianrowo, Puskesmas Tanjunganom, Puskesmas Sawahan, dan
Puskesmas Ngetos. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji implementasi
Kebijakan Pembayaran Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) di Puskesmas Kabupaten
Nganjuk.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan
kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam,
observasi, dan dokumentasi. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive
sampling pada kepala puskesmas, bendahara JKN, dokter, penanggung jawab
Prolanis, dan operator P-care di kelima puskesmas yang diteliti. Menggunakan
teknik analisis isi dan divalidasi melalui triangulasi metode. Fokus dalam penelitian
ini adalah standar dan tujuan kebijakan, sumber daya, komunikasi, dan kondisi
sosial.
Hasil penelitian ini berupa kajian bagaimana implementasi Kebijakan
Pembayaran Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) di Puskesmas Kabupaten Nganjuk.
Berdasarkan aspek Standar dan Tujuan telah dimengerti dengan baik oleh kelima
puskesmas yang diteliti. Dari 5 puskesmas yang diteliti hanya Puskesmas Sawahan
yang secara konsisten dapat memenuhi standar dari Kebijakan Pembayaran KBK,
sedangkan ke empat puskesmas lainnya belum optimal dan masih terdapat beberapa
kendala. Berdasarkan sumber daya pada aspek ketersediaan SDM masih terdapat
puskesmas yang kekurangan dokter umum, dokter gigi, dan tenaga gizi. Aspek
pelatihan sudah baik dan sesuai. Sedangkan pada aspek fasilitas terdapat kendala
pada keterbatasan obat serta alat kesehatan, jaringan internet di puskesmas yang
belum stabil, serta kendala terkait aplikasi SMILE yang terkadang lemot serta gagal
bridging ke aplikasi P Care. Berdasarkan aspek komunikasi yang dikaji
berdasarkan transmisi, kejelasan, dan konsistensi informasi sudah baik dan sesuai.
Berdasarkan aspek kondisi sosial yang dikaji melalui aspek jenis pekerjaan,
pendidikan, dan umur, diketahui bahwa jenis pekerjaan dan umur dari masyarakat
di lingkungan kerja puskesmas memiliki pengaruh terhadap kunjungan masyarakat
untuk memanfaatkan puskesmas, sedangkan tingkat pendidikan tidak diketahui
secara pasti pengaruhnya terhadap kunjungan masyarakat untuk memanfaatkan
puskesmas.
Saran penelitian yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini bagi Dinas
Kesehatan Kabupaten Nganjuk perlu melakukan pelatihan terkait manajemen
SDMK di puskesmas khususnya dalam hal analisis beban kerja, meninjau kembali
terkait bridging system antara SMILE dan P Care, mengadakan pelatihan khusus
terkait bridging system, melakukan pembinaan khusus kepada puskesmas yang
tidak pernah mencapai target pembayaran KBK sebesar 100%. Saran bagi
Puskesmas yaitu puskesmas perlu memberi penegasan berupa pemberian target
untuk pemenuhan AK kepada setiap jaringan puskesmas setiap bulannya,
mengoptimalkan UKM dan puskesmas keliling, mengoptimalkan kegiatan Prolanis
dan meningkatkan pemantauan terhadap konsumsi obat bagi peserta Prolanis setiap
bulannya, meningkatkan edukasi kepada pasien terkait tata laksana rujukan di
FKTP, lebih teliti dalam perhitungan SDMK pada aplikasi Renbut, petugas IT
puskesmas perlu rutin melakukan pemantauan terhadap data-data yang gagal
bridging dari SMILE ke P Care, memperbaiki jaringan internet atau meningkatkan
kekuatan sinyal WiFi, lebih selektif dalam membuat perencanaan persediaan obat,
lebih menghemat dana operasioanl pelayanan kesehatan, dan mengoptimalkan
kegiatan manajemen logistik alat kesehatan puskesmas. Dapat dilakukan penelitian
mengenai faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian indikator KBK dengan
menggunakan metode kuantitatif serta melibatkan seluruh jenis FKTP di Kabupaten
Nganjuk. Dapat pula mengkaji terkait implementasi bridging system antara SMILE
dan P Care di Kabupaten Nganjuk, motivasi puskesmas non BLUD dalam pencapaian
target KBK, dan kinerja FKTP dalam memenuhi target RPPT di Kabupaten Nganjuk.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2349]