Pandangan Dunia Pengarang dalam Novel Mereka Bilang Aku Kemlinthi Karya Hanifa Vidya dan Pemanfaatannya Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran di SMA
Abstract
Karya sastra merupakan hasil dari daya cipta imajinatif seseorang yang
mengandung nilai seni dan estetik yang tinggi. Karya sastra ditulis oleh pengarang
sebagai anggota masyarakat yang mengambil ide dari peristiwa yang terjadi di
masyarakat. Struktur sosial dan latar belakang karya sastra tersebut dapat diketahui
dengan menggunakan kajian strukturalisme genetik. Strukturalisme genetik merupakan
salah satu cabang sosiologi sastra yang dicetuskan oleh Lucian Goldmann.
Strukturalisme genetik adalah metode penelitian sastra yang tidak hanya menganalisis
unsur intrinsiknya saja, tetapi juga unsur-unsur pembangun yang berada di luar karya
sastra. Oleh karena itu, pemahaman mengenai struktur karya sastra bagi struktualisme
genetik adalah harus dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor sosial terpadu
yang melahirkan karya sastra tersebut. Penelitian ini akan berfokus pada seperangkat
teori strukturalisme genetik yakni teori pandangan dunia pengarang.
Novel Mereka Bilang Aku Kemlinthi merupakan karya yang menarik untuk
dianalisis menggunakan teori strukturalisme genetik dengan fokus analisis pandangan
dunia pengarang karena Hanifa Vidya mengangkat isu dan stereotype yang marak
terjadi di masyarakat pedesaan yang dekat dengannya yakni sebuah desa di Malang yang
masih menerapkan budaya 3M (masak, macak, dan manak) bagi anak perempuan
setelah lulus SMA. Mengenai stereotip tersebut, tentu saja Hanifa Vidya menciptakan
tokoh yang tidak sepakat dan sebagai tokoh pendobrak stereotip. Selain melawan
stereotip yang ada di desa tempat tinggalnya, tokoh utama perempuan tersebut masih
harus menemui permasalahan sosial yang berbeda di lingkungan baru yakni di kota.
Peristiwa yang terjadi melalui hubungan antartokoh tersebut tergambar dalam novel
Mereka Bilang Aku Kemlinthi. Selain itu, analisis pandangan dunia pengarang dalam
novel dapat dimanfaatan sebagai alternatif materi pembelajaran Bahasa Indonesia di
kelas XII SMA.