Pengendalian Persediaan Tepung Terigu pada Produksi Mie Mentah (Studi Kasus: UD Mie Ujang)
Abstract
Persediaan (inventory) memiliki peranan penting dalam kegiatan
operasional sebuah dan mememerlukan penanganan sistematis untuk memastikan
kelangsungan operasional perusahaan. Setiap perusahaan memiliki kebijakan yang
berbeda-beda dalam melakukan proses pengadaan persediaan. Umumnya setiap
perusahaan pernah mengalami permasalahan dalam persediaan seperti kekurangan
bahan baku atau kelebihan bahan baku yang disebabkan oleh lonjakan atau
penurunan permintaan. Salah satu solusi permasalahan tersebut adalah dengan
melakukan pengendalian persediaan dengan perhitungan menggunakan metode lot
sizing, diantaranya adalah Economic Order Quantity (EOQ), Period Order
Quantity (POQ) Atau Lot For Lot (LFL) serta peramalan untuk memperkirakan
kebutuhan bahan baku pada periode selanjutnya, salah satu metode peramalan
yang dapat digunakan adalah winter exponential smoothing. Terdapatnya
perhitungan yang sistematis, proses pengendalian persediaan bahan baku pada
perusahaan dapat berjalan dengan efisien dengan biaya ekonomis.
Metode penelitian dalam pengendalian persediaan bahan baku ini
menggunakan metode lot sizing dan metode peramalan. Beberapa data yang
dibutuhkan diantaranya adalah data pembelian bahan baku, data penggunaan
bahan baku, data permintaan, data biaya pesan dan data biaya penyimpanan.
Perhitungan diawali dengan metode peramalan yaitu winter exponential
smoothing, Peramalan dilakukan untuk mengetahui permintaan mie mentah setiap
minggu selama 6 bulan yang akan datang dengan menggunakan data permintaan
mie mentah 2 tahun sebelumnya yaitu dari bulan Oktober 2022 hingga September
2024. Selanjutnya dilakukan analisis MRP dengan metode lot sizing. Pada
penentuan lot size, hasil yang didapatkan dari peramalan permintaan dan telah
dikonversi dalam bentuk tepung terigu selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel MRP dan dilakukan perhitungan dengan data aktual, EOQ, POQ dan LFL untuk
mengetahui metode dengan hasil biaya paling ekonomis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peramalan dengan winter
exponential smoothing selama 24 minggu (6 bulan) diperoleh total permintaan
mie mentah sebesar 123.331 kg dengan rata-rata sebesar 5.139 kg dengan hasil
MAPE sebesar 9%. Setelah diubah ke dalam bentuk tepung terigu, didapatkan
total peramalan kebutuhan tepung terigu sebesar 94.870 kg dengan rata-rata
sebesar 3.953 kg. Dari hasil perbandingan total biaya persediaan, metode EOQ
memperoleh hasil sebesar Rp 29.243.851, metode POQ memperoleh hasil sebesar
Rp 25.230.413, metode LFL memperoleh hasil sebesar 5.819.814 dan untuk data
aktual memperoleh hasil sebesar Rp 21.176.896. Berdasarkan hal tersebut, dapat
disimpulkan bahwa metode yang menghasilkan biaya paling minimum adalah
metode LFL