Hubungan antara Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi pada Pembelajaran Matematika Topik Bahasan Bangun Ruang pada Siswa Kelas V di SDN Jember Lor 03 Kabupaten Jember
Abstract
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian yang mengukur kemampuan literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif. Nilai AKM siswa indonesia cenderung rendah dan soal pada AKM cenderung memiliki indikator menganalisis. Menganalisis merupakan indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan analisis korelasi product moment. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan instrumen tes dan data dokumentasi hasil simulasi AKM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara Asesmen Kompetensi Minimum dan Kemampan Berpikir Tingkat Tinggi pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN Jember Lor 03.Penelitian dilaksanakan di SDN Jember Lor 03 Kabupaten Jember. Subjek penelitian ini adalah 82 siswa kelas V. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan analisis korelasi prodct moment. Hasil koefisien korelasi 0,478 yang lebih besar dari nilai r-tabel 0,213 sehingga hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara asesmen kompetensi minimum dan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa kelas V dengan hasil. Koefisien determinan yang dihasilkan adalah 23% berarti bahwa variabel asesmen kompetensi minimum mempengaruhi kemampuan berpikir tingkat tinggi sebanyak 23% dan sisanya berasal dari faktor lain berupa faktor internal yaitu tingkat kecerdasan, intelegensi, perhatian, minat, bakat motivasi dan kesiapan siswa, faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain metode mengajar, relasi guru dan siswa, progam-progam di sekolah dan fasilitas mengajar.