Show simple item record

dc.contributor.authorDhika Rezky Amalya Hadi
dc.date.accessioned2013-12-24T08:09:13Z
dc.date.available2013-12-24T08:09:13Z
dc.date.issued2013-12-24
dc.identifier.nimNIM070910291027
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12641
dc.description.abstractHutan merupakan suatu kawasan yang penting bagi salah satu kelangsungan hidup kita. Dalam pelaksanaan program PHBM didesa Sidomulyo masih kurang berjalan secara maksimal, Kegiatan yang dilakukan oleh kepala BKPH Sempolan selama 12 tahun yaitu hanya kegiatan pembinaan secara terus menerus. Masih banyak masyarakat yang belum mengerti dan paham akan PHBM namun dari hal terebut masih belum ada upaya dari perhutani untuk mengatasi hal tersebut. Serta kurang meratanya bantuan bibit kepada masyarakat dari 208 anggota LMDH hanya 2 orang saja yang mendapatkan bantuan bibit. Banyak masyarakat Desa hutan yang menyediakan bibit sendiri dan tidak mengharapkan lebih kepada pihak Perhutani. Peneliti menemukan sesuatu yang berbeda dari pengelolaan hutan di Desa Sidomulyo dengan Desa yang lainnya, disini Perhutani selaku pengelolaan hutan tidak menguasai kawasan hutan melainkan merangkul dan memberikan masyarakat desa hutan mengelola dan menanami hutan, berbeda dengan LMDH yang ada di Ledokombo, disana Perhutani terkesan menguasai areal hutan yang ada diwilayah. Terdorong Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Dampak Program PHBM Terhadap kelestarian hutan dan ekonomi masyarakat. Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti adalah evaluasi yang bertipe on going evaluation, karena dalam penelitian ini program yang diteliti masih berjalan dengan dikategorikan sumatif evaluation yaitu apakah apakah kebijakan yang dilaksanakan sudah berjalan dengan apa yang sudah ditetapkan. Metode yang peneliti pilih dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif bertipe deskriptif dengan teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam program PHBM di desa Sidomulyo bahwa tidak semua masyarakat paham betul akan program PHBM. Masih banyak masyarakat yang belum jelas betul makna program PHBM. Ditambah lagi perilaku ketua LMDH yang kurang aktif dalam mengentaskan masalah yang ada dan terkesan melimpahkan tugas dan wewenangya kepada orang lain . Dalam satu kali musim panen tanaman kopi, dalam hitungan 1000 pohon kopi mampu menghasilkan biji kopi sebanyak 1500kg apabila dikalkulasi kedalam rupiah panenan terakhir harga kopi perkilonya Rp. 21.500,- maka hasil yang dicapai dalam satu kali musim panen kopi adalah Rp. 32.500.000 mampu menambah pendapatan masyarakat. Begitu juga hasil dari sadapan getah dengan garapan 25Ha dengan hasil sadapan dalam 1 Ha sebanyak 1 drum jurigen yang berisi sampai 22-30Kg per harinya maka hasil yang didapat sebanyak Rp 66.000,- perharinya mampu menambah pendapatan masyarakat Dari ternak kambing hasil dana sharing dari perhutani ke LMDH. Walaupun pada awalnya terdapat masalah internal, yaitu iri-irian antar anggota masyarakat desa hutan dalam pengelolaan kambing, namun sekarang keadaan sudah kondusif dan kembali.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070910291027;
dc.subjectEkonomi Masyarakaten_US
dc.titleDAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record