dc.contributor.author | FIDIA, Andryana Martha | |
dc.date.accessioned | 2025-05-07T01:37:29Z | |
dc.date.available | 2025-05-07T01:37:29Z | |
dc.date.issued | 2024-05-28 | |
dc.identifier.nim | 172110101059 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/126214 | |
dc.description.abstract | Gizi lebih merupakan suatu epidemi global yang menjadi masalah kesehatan termasuk di Indonesia karena prevalensi yang terus meningkat. Usia remaja adalah usia yang rentan mengalami gizi lebih. Gizi lebih yang terjadi pada usia remaja akan berlanjut hingga dewasa dan memiliki peluang besar terkena penyakit degeneratif (diabetes melitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskular). Faktor utama terjadinya gizi lebih karena ketidakseimbangan asupan energi masuk dengan keluaran energi, dimana hal tersebut dipengaruhi oleh pola konsumsi fast food yang berlebihan dan aktivitas fisik yang rendah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara pola konsumsi fast food dan aktivitas fisik dengan kejadian gizi lebih remaja. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional. Waktu penelitian dimulai September 2023-Februari 2024 di SMA Kecamatan Sumbersari. Pengambilan sampel dilakukan teknik proportionate random sampling. Sampel penelitian terdiri dari 95 responden. Variabel independen penelitian ini adalah pola konsumsi fast food dan aktivitas fisik, sedangkan variabel dependen yaitu kejadian gizi lebih remaja. Analisis data penelitian ini menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola konsumsi fast food berdasarkan jenis dan frekuensi (olahan ayam seperti fried chicken, french fries, mie instan, nasi goreng, dan bakso) dengan kejadian gizi lebih remaja (p0,05). Namun, tidak terdapat hubungan jumlah konsumsi energi fast food dengan kejadian gizi lebih remaja (p=0,396). Terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kejadian gizi lebih remaja (p0,0001). Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu pola konsumsi fast food (jenis dan frekuensi) dan aktivitas fisik berhubungan dengan kejadian gizi lebih remaja. Namun, tidak terdapat hubungan antara jumlah konsumsi energi fast food dengan kejadian gizi lebih remaja. Remaja diharapkan untuk tetap memperhatikan apa yang dikonsumsi sehari-hari seperti membatasi konsumsi fast food dan pentingnya meningkatkan aktivitas fisik dengan melakukan olahraga rutin dengan waktu tiga kali per minggu. Selain itu remaja dapat melakukan chair stretching di sela-sela waktu pembelajaran. | en_US |
dc.description.sponsorship | Dr. Farida Wahyu Ningtyias, S.KM., M.Kes.
Nur Fitri Widya Astuti, S.Gz., M.P.H. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Kesehatan Masyarakat | en_US |
dc.subject | Pola Konsumsi | en_US |
dc.subject | Fast Food | en_US |
dc.subject | Aktivitas Fisik | en_US |
dc.subject | Gizi Lebih | en_US |
dc.subject | Remaja | en_US |
dc.title | Hubungan antara Pola Konsumsi Fast Food dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Gizi Lebih Remaja (Studi di SMA Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Program Studi Kesehatan Masyarakat | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Dr. Farida Wahyu Ningtyias, S.KM., M.Kes. | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Nur Fitri Widya Astuti, S.Gz., M.P.H. | en_US |
dc.identifier.validator | validasi_repo_ratna_Mei 2025 | en_US |
dc.identifier.finalization | 0a67b73d_2025_05_tanggal 07 | en_US |