Analisis Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Larutan Gula terhadap Proses Dehidrasi Osmosis Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Abstract
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu jenis tanaman obat asli Indonesia yang sering digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Temulawak memiliki kandungan kadar air berkisar 80-90% saat dipanen. Angka ini cukup tinggi sehingga komoditas ini mudah rusak bila tidak segera diolah atau dikeringkan. Dehidrasi osmosis merupakan teknik pengurangan kadar air yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan cara perendaman bahan pada larutan berkonsentrasi tinggi. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh suhu dan konsentrasi larutan gula terhadap kadar air akhir, penurunan bobot (WR), jumlah padatan yang masuk (SG), jumlah air yang keluar dari bahan (WL) dan menganalisis suhu dan konsentrasi yang optimal terhadap kadar air, weight reduction, solid gain, water loss, dan analisis warna pada proses dehidrasi temulawak. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor yaitu kadar gula 50 °Brix, 60 °Brix, 70 °Brix dan suhu perendaman 30 °C, 40 °C, 50 °C dengan 3 kali ulangan. Hasil dari proses dehidrasi osmosis temulawak yang menghasilkan kombinasi perlakuan paling optimal yaitu pada suhu perendaman 50 °C dan konsentrasi larutan 70 °Brix. Pada kombinasi perlakuan tersebut menghasilkan kadar air sebesar 63,44%bb, weight reduction sebesar 34,73%, solid gain sebesar 11,81%, water loss sebesar 46,54%, dan total perbedaan warna sebesar 69,64.