Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Perilaku Self-harm pada Remaja Awal di Wilayah Agrikultural Kabupaten Jember
Abstract
Identitas diri merupakan salah satu perkembangan sosial pada remaja awal
yang sangat penting dalam pembentukan individu. Remaja awal yang berhasil
dalam menentukan identitas dan peran diri di lingkungan sosialnya dapat menjadi
individu yang mampu dalam mengatasi konflik pada diri maupun di lingkungan
dengan rasa percaya diri. Permasalah remaja awal terjadi dikarenankan adanya
stressor yang disebabkan perubahan fisik, kognitif dan emosional selama masa
perkembangan sehingga memicu perilaku unik pada remaja, selain itu juga dapat
menimbulkan kurangnya rasa percaya diri yang akan diekspresikan sebagai
perilaku agresif seperti Self-Harm. Permasalahan remaja awal seperti stres, depresi
dan emosi negatif seperti marah, kecewa, sedih dan putus asa tidak bisa dihindari
secara penuh. Dengan adanya permasalahan yang dialami oleh remaja awal tidak
menutup kemungkinan akan menurunkan semangat hidupnya. Masalah pada remaja
awal yang berkesinambungan akan menyebabkan remaja awal merasa tertekan
sehingga diperlukannya dukungan sebagai penguat positif seperti dukungan yang
berasal dari keluarga. Dukungan keluarga sangat berperan penting bagi psikologi
individu. Dukungan sosial keluarga yang baik akan membuat seorang anak akan
lebih terbuka dengan orang tuanya, hal ini sangat bermanfaat bagi orang tua dalam
mengontrol perubahan emosional remaja awal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dukungan sosial
keluarga dengan perilaku self-harm pada remaja awal di wilayah agrikultual
Kabupaten Jember. Metode penelitian menggunakan penelitian korelasional dengan
pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah remaja awal yang
bersekolah di SMP Negeri 1 Ambulu, SMP Negeri 2 Ambulu, dan SMP Negeri 3
Ambulu dengan total keseluruhan 2.191 siswa. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah proportionate stratified random sampling dengan jumlah sampel 376 siswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Perceived Social Support
from Familly (PPS-Fa) dan Deliberate Self-harm Inventory (DHSI). Uji etik
penelitian dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas Jember dengan No.
272/UN25.1.14/KEPK/2024.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa memiliki dukungan
sosial keluarga baik dengan 235 responden (62,5%) dan perilaku self-harm rendah
dengan 319 responden (84,8%). Hasil uji statistik bivariat dengan kendall-tau C
didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan
perilaku self-harm pada remaja awal di wilayah agrikultural Kabupaten Jember (),
Hubungan variable didapatkan nilai sangat lemah dengan nilai korelasi -0,008. Arah
dukungan dengan arah negatif yang memiliki arti semakin tinggi dukungan sosial
keluarga maka semakin rendah perilaku self-harm. Dukungan sosial merupakan
sebuah kesenangan yang dirasakan oleh individu atas penghargaan akan kepedulian
dan bantuan dari seseorang. Dukungan sosial keluarga dapat berperan dalam
menjaga kestabilan emosi remaja sehingga akan memilimalkan terjadinya sebuah
mekanisme koping maldaptif dikarenakan kegagalan remaja dalam beradaptasi
pada sebuah masalah. Peneliti berpendapat bahwa dukungan sosial keluarga yang
kurang berkaitan dengan kurangnya hubungan interaksi antar anggota keluarga
sehingga kurangnya keterbukaan akan mempengaruhi perilaku self-harm.
Diharapkan orang tua dapat memberikan dukungan sosial yang lebih baik kepada
remaja khususnya pada dukungan emosional, remaja sangat membutuhkan
dukungan emosional dikarenakan pada masa ini terjadi perubahan emosional yang
labil dan drastis pada remaja. Peningkatan dukungan emosional dapat meliputi
meningkatkan kualitas waktu bersama, mendengarkan permasalahan remaja
dengan empati dan memberikan pujian kepada remaja.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1562]